Mawar adalah aku, kelopakku semerah saga, batangku berduri, harumku semerbak mewangi : KUMPULAN PUISI NUNUNG NOOR EL NIEL
Minggu, 11 Mei 2014
Kamis, 08 Mei 2014
LELAKI IMAJINASI
lelaki fiksi itu menempuh jalan prosa
di sepanjang pantai utara
mengemasi dirinya sebagai anak laut
di antara diksi-diksi ombak yang membuih
tentang seorang gadis di luar pelaminan
lelaki fiksi itu menjelma sebuah puisi
menyisir rambutnya dengan angin
ketika di pelupuk matanya
membentang garis pelangi
melihat kekasihnya membusurkan
lengkungan kubah imajinasi
lelaki itu pun meniupkan metafore
seperti balon-balon sabun ke udara
melambung dan pecah oleh derai tawa
seperti kerinduan yang tak selesai
diterjemahkan dalam sebuah peristiwa
lelaki itu telah kehilangan semua bahasa
pada prosa dan puisi yang ditulisnya
ketika burung-burung camar pulang senja
menutup seluruh kisah istana pasir
dan menemukan dirinya
di antara karang-karang yang menjulang
lelaki itu di sana tinggal sebuah imajinasi
di antara fakta dan fiksi
untuk tidak pernah dipercaya
sebagai sebuah dongeng yang dapat
dikisahkan sebelum tidur
di sepanjang pantai utara
mengemasi dirinya sebagai anak laut
di antara diksi-diksi ombak yang membuih
tentang seorang gadis di luar pelaminan
lelaki fiksi itu menjelma sebuah puisi
menyisir rambutnya dengan angin
ketika di pelupuk matanya
membentang garis pelangi
melihat kekasihnya membusurkan
lengkungan kubah imajinasi
lelaki itu pun meniupkan metafore
seperti balon-balon sabun ke udara
melambung dan pecah oleh derai tawa
seperti kerinduan yang tak selesai
diterjemahkan dalam sebuah peristiwa
lelaki itu telah kehilangan semua bahasa
pada prosa dan puisi yang ditulisnya
ketika burung-burung camar pulang senja
menutup seluruh kisah istana pasir
dan menemukan dirinya
di antara karang-karang yang menjulang
lelaki itu di sana tinggal sebuah imajinasi
di antara fakta dan fiksi
untuk tidak pernah dipercaya
sebagai sebuah dongeng yang dapat
dikisahkan sebelum tidur
Denpasar 09052014 - ilustrasi : google
Rabu, 07 Mei 2014
SODOM DAN GOMORA
Anak-anak menulis jalan raya
Dengan ejaan yang tidak disempurnakan
Dari bahasa kitab suci yang terbakar
Sodom dan gomora telah menciptakan tiang garam
Anak-anak hanya bermain galah asin
Melewati tanda-tanda rahasia
Dengan kepolosan dan keluguan
Yang mereka sendiri tidak pahami
Awal dan akhir sebuah permainan
Dari depan atau dari belakang persetubuhan liar
Anak-anak tak dapat lagi membaca
Atau bernyanyi dari sebuah dunia yang nyata
Ketika mereka harus menyelingkuhi
Persoalan di luar mereka
Yang merenggut seluruh bahasanya
Tanpa mengenal jenis kelamin
Dilecehkan haram dan halal
Kecuali sebagai korban peradaban
Denpasar 04052014
Pemulung Malam
memulung malam, mengurai rambut, merampungkan puisi
yang tertulis adalah prosa yang lebih tajam dari sebuah esai
tak ada yang sulit untuk kau terjemahkan
dalam bahasa imaji apa pun
ketika kau berada sendiri di sebuah pasar swalayan
dengan eskalator dan lift yang turun naik
di sana kau berdiri di bawah lampu pijar
dari kaki yang diamputasi meninggalkan jejak yang samar
di sini aku hanya berdiri seperti sebatang lilin
yang perlahan-lahan mencair oleh waktu
DPS MEI 2014
Kamis, 01 Mei 2014
BUKAN UNTUKMU
jangan lagi kau pernah menjamah
setiap bahasa puisi yang kubisikan
tapi jika kau masih membacanya
nikmatilah setiap remah-remahnya
kau akan merasakan manis dan sepahnya
biarkan iramanya itu menyeretmu jauh
ke dalam pekikkan irama harmonika dan
improvisasi nada-nada dari rasa yang tertindas
menjadi lolongan srigala di puncak malam
kepulkanlah dan hembuskanlah
agar membumbung sepenuh imajinasi
dan terkulum seluruh rndu...
erangan dari setiap napas adalah hasrat
yang tertuai dari suara yang tersimpan
biarkan terurai menjadi larutan-larutan irama
yang membasahi seluruh malam-malammu....
tumpahkanlah air mata dalam desah irama yang samar
di antara suara-suara malam dan kopi yang dituangkan,
menjadi kehangatan....
: hapuslah namaku dari bibirmu
karena aku tercipta bukan untukmu
Denpasar01052014- pc
Langganan:
Postingan (Atom)