Rabu, 30 April 2014

KEMBALI KE KOTAMU




tunggulah di kotamu, aku akan datang pada pagi itu
membawa seluruh kerinduanmu yang kusimpan sejak lama
bisikan, kecupan mesra, genggaman tangan
semua dapat kutenggelamkan dalam pelukanmu
dan aku akan membiarkan semua menjadi
sebuah kehangatan untuk menanggalkan kecemburuan
yang seringkali menodai perasaan-perasaan kita

bersabarlah karena kutahu menunggu itu dapat menyiksamu
dan bagiku sendiri waktu serasa berjalan begitu lambat
untuk sampai di hadapanmu dan menceritakan padamu
bagaimana aku harus meraih bayanganmu setiap kali
kesepian itu begitu menggodaku dan hanya dapat kubasuh
dengan airmata dan doa yang mengalir di kedua pipiku

kita akan bertemu, di sudut kota itu, menyusuri jalan-jalannya
dengan langkah yang ringan dan canda penuh tawa
sambil sesekali aku menyenandungkan sebuah lagu untukmu
agar kau dapat terpejam dalam kesyahduan jika kerinduan itu
akhirnya dapat kita terjemahkan bersama dalam sebuah pertemuan
meskipun mungkin kelak kita harus berpisah kembali

namun setidaknya sebuah pertemuan dan perpisahan
membuat jalinan-jalinan ikatan di antara kita semakin menyatu
dan suatu saat kelak meskipun kita tahu entah kapan
apakah dalam impian atau kenyataan, kita dapat meraihnya
dengan penuh harapan dan keyakinan

 
Denpasar 01052014 - ilustrasi : google

MENU KERINDUAN


menyusun waktu seperti menyusun rindu di antara sendok dan garpu di atas meja. percakapan piring dan gelas, berdentingan. jangan pernah meninggalkan remah pada setiap butir percakapan. jangan pernah membiarkan setetes air tumpah dari bibir yang merekahkan bisikan.

di atas meja itu telah kususun seluruh perhatian, di antara menu sayur asam, tumis petai dan sambal terasi. tapi kau selalu bilang alpa dari jalan pergi dan jalan pulang. padahal telah kau tandaskan seluruh isi meja tanpa menyisakan menu malam untukku

kini aku hanya dapat menyusun sendiri impian-impianku, di antara dengkur dan napasmu yang menempel di dinding kamar. setelah kau berteriak untuk tidur cepat di luar jam kantuk. tanpa pernah kau tahu impian pada saat terjaga begitu nyata ketimbang impian di dalam tidur

 
Denpasar26042104

GERHANA



jika pantai telah kehilangan ombak
lalu di mana laut harus disimpan?
jika awan telah kehilangan angin
lalu di mana langit harus disembunyikan?

berlayar sudah
melayang sudah
tenggelam sudah
terjatuh sudah


matahari dan rembulan
menyatu dalam persetubuhan
: gerhana



Denpasar01052014

Selasa, 29 April 2014

LIPSTIK




selalu saja kau mengingatkan bau napasku
sebelum atau sesudah menyikat gigi
memoles bibir dengan lipstik serta mengecat
kuku jari-jari tangan dengan warna kesukaanmu
hingga aku lupa mengecat seluruh waktu
jika hampir selalu bersama dalam setiap percakapan

kadang aku ingin melumat seluruh angan-angan
dalam kesendirian dan melepasmu
dari setiap ingatan juga kenangan
tetapi seulas senyum dan sapamu
sudah terlanjur kukenali dan tak dapat kutepis
setiapkali aku merajuk dan kau berbisik
bagaimana caranya mengunyah sirih
seperti para leluhur untuk sekedar berkumur
dari setiap pertemuan yang penuh rahasia

pada saat itu aku hanya dapat tertawa dengan sepah
dan membiarkanmu terus saja berdusta
tentang kesetiaan yang terpaksa harus kuamini
agar waktu tak runtuh dengan sia-sia dan terampas
setelah kau menjarah dan tak menyisakan
sebuah tempat yang nyaman untuk berteduh
lalu aku harus mengulang kembali menempuh
perjalanan yang sama dengan peristiwa yang sama
serta berujung pulang di tempat yang sama

maka aku tetap memilih di sini bersamamu
hingga sepenuh aku mempercayai
apa yang telah kau kisahkan berulang-ulang
adalah sebuah kebenaran, meskipun
aku tak lagi mengecat kuku jariku
dan memoles bibirku dengan lipstik
dengan warna kesukaanmu hanya untuk
menyukai bau napasku ketika berbisik padamu

 
Denpasar 29042014 - ilustrasi : google

Rabu, 23 April 2014

BLUES DAN KOPI MANIS




sebenarnya aku tak ingin berkisah tentang perjalanan waktu yang sudah terentang begitu jauh, melewati batas-batas ruang yang kemudian hanya meninggalkan jejak-jejak kenangan, yang semakin lama semakin mengabur dari ingatan dan tinggal bayangan di pelupuk mata

namun setiapkali aku duduk di sana, di sudut cafe yang remang-remang, seraya menghisap sebatang rokok, di antara musik blues dan secangkir kopi, kau menawarkan seluruh menu perjalanan pulang itu, tanpa sedikit pun kau memberiku kesempatan untuk mengelak

dan aku membiarkan seluruh kenangan itu tumpah kembali bersamamu, setiapkali aku mabuk dan kau mencumbuku di sepanjang perjalanan, hingga seluruh malam berlepasan dari tubuhku, yang membuatku memahami perbedaan dari jenis kelamin antara lelaki dan perempuan, antara siang dan malam, juga impian dan kenyataan

kau pun telah membuatku lebih dewasa dari setiap percakapan dan erangan
sebelum kau dan aku terkapar di ujung ketidakpastian, dan kau seperti penyanyi blues yang tua dalam secangkir kopi hitamku dan kepulan asap rokokku



Denpasar 24042014 - ilustrasi : google

Senin, 21 April 2014

PREMATUR


gadis kecil itu tak pernah di kandung dalam impian
hanya sebuah kenyataan yang melahirkannya
tanpa sedikit pun dapat menyusui masa kanak-kanaknya

gadis kecil itu pun tumbuh secara prematur
dalam inkubasi ruang yang piatu
membuatnya menjadi perempuan dewasa di luar waktu
untuk mengadopsi dirinya sendiri
sebagai seorang ibu dari sebuah imajinasi yang hilang

gadis kecil itu pun tertinggal di sana, di sudut airmata
selalu berusaha menggapainya dengan tatapan masa lalu
penuh pertanyaan dari rongga rahim yang tak pernah selesai
: di mana ariariku sebagai tali ikatan itu ditinggalkan?

seluruh pertanyaan gadis kecil itu pun menggelembung
seperti air ketuban yang kemudian pecah
setiapkali perempuan itu berusaha membasuh dirinya
dalam sebuah doa sebelum mencapai batas amin

 
Denpasar 21042014 – ilustrasi : google

Jumat, 18 April 2014

Benang dan Batang yang Basah




tak akan pernah aku menegakkan benang yang basah
meskipun kau telah membuatku menjadi lebih nista
pada malam-malam yang selalu kau tumpahkan
dengan rayuan dan cumbuan yang tak sudah-sudah
tanpa sedikitpun kau membiarkan sebuah alasan untuk
kukisahkan sebagai pengampunan seorang perempuan

bukan karena aku ingin merendam batang yang basah
jika yang tumbuh kemudian adalah jamur parasit
hanya untuk meracuni kesetiaan dan keikhlasanku
dan membiarkan seluruh ikatan menjadi kusut
tanpa pernah kutahu ujung awal dan akhir dari
seluruh waktu yang pernah kita lalui bersama

sebab aku bukan sebutir telur membusuk di ujung tanduk
hanya untuk melahirkan anak-anak ayam tanpa induk
hanya untuk mengerami diri sendiri karena kealpaan
yang pernah kau tuai dalam badai tapi kini tetap kusamai

 
Denpasar18042014

Senin, 14 April 2014

TEMPOLONG TUA




hujan telah senja tak lagi berwana jingga
perempuan itu kuyup oleh peta di wajahnya
seluruh garis waktu telah dilaluinya
telah dikunyahnya selembar daun sirih
tempolongnya penuh sisa-sisa ludah tradisi

perempuan itu dengan tubuh patah-patah
meliukkan setiap gerak kisah sebuah legenda
dengan napas leluhur yang tersengal-sengal
di antara lirikan mata yang mengabur
dari sebuah panggung yang tak lagi terbuka

sesekali perempuan itu mengulas senyumnya
di bibirnya yang menebal dan pecah
oleh suara lengkingan yang parau
memanggil anak-anak tradisi di luar panggung
tapi tak pernah lagi berpaling

hujan telah senja mendudukkan perempuan itu
di sudut rumahnya melihat tempolongnya
mengambang di antara genangan air yang mengalir
tanpa pernah dapat meraihnya kembali

 
Denpasar14042014- ilustrasi: google

Jumat, 11 April 2014

HYENA




Mengapa kau melolongkan seluruh impian
Seperti seekor hyena kehilangan kelamin
Ketika purnama ditutup kabut
Dan kau ingin meledakkan dengan sebutir peluru

Jika cinta tak dapat kau tuangkan
Dalam irama blues di sebuah café
Haruskah kau mabuk menelan
Setiap butir garam dari tepi-tepi peradaban

Haruskah kau mengasinkan setiap perahu
Di bawah terik matahari yang membakar
Menjadi lauk makan siang bersama sayur asam
Yang disajikan dengan sambal seorang perempuan

Jika cintamu menyimpan suara burung murai
Maka biar kuurai dengan bahasa burung hantu
Di mana bulan menjadi perburuan
Sebelum menjelma sebuah gerhana


Denpasar12042014 – ilustrasi : google

Kamis, 10 April 2014

SELEMBAR GAUN




sungguh aku sama sekali tidak mengerti
mengapa kau masih juga mengukur-ngukur
seberapa panjang gaun yang kukenakan

seharusnya kau sudah memahami
jika suara gaunku akan selalu tersibak
pada setiap langkahku, ketika
aku melintas dalam bayanganmu

sebenarnya kau sudah tahu, ketika
aku menanggalkan gaunku di hadapanmu
tak ada sehelai rasa ragu untuk
menyalin diriku ke dalam dirimu

sekarang, simpanlah pertanyaanmu
jika kau tak ingin setiap helai benang
terlepas dari gaunku dan menjadi kusut

juga tak perlu kau persoalkan
karena aku tidak akan menanyakan
apakah kau dapat menenunnya kembali
hanya untuk menelisik perasaanku

 
Denpasar10042014 – ilustrasi : google

LEWAT PINTU MALAM


bayangan itu selalu datang melewati pintu malam
tapi kau sudah berada di balik selimut impian
di bibir tidurmu ada seulas senyuman
kau pasti sedang bermimpi tentang sebuah bayangan
yang membawamu begitu jauh dari sebuah dunia nyata

bayangan itu tak ingin membuatmu terjaga saat ini
sebelum berpaling, bayangan itu meninggalkan jejak
lewat sebuah puisi yang sederhana
agar kau tahu jika bayangan itu selalu hadir setiap waktu

jika kau terjaga esok pagi, bayangan itu hanya berharap
kau dapat mereguk seluruh kehangatan puisi itu
dengan secangkir kopi dan melupakannya sejenak
sebelum kau melangkah kembali di sebuah dunia nyata
sebab di sanalah kau memang sebenarnya berada

 


Dps april 2014

TERSEMATKAN



seluruh waktu telah kucumbu
seluruh ruang telah kusayang
tapi di antara ruang dan waktu
rindu itu terentang tak terbilang

hari-hari pun serasa begitu panjang
kenangan demi kenangan, berhamburan
pada setiap langkah seperti menabur
serbuk seribu bunga untuk kelak
kita semai harumnya bersama-sama

tak ada ruang jeda untuk menunda
setiap cumbuan dan rayuan
pada setiap detik dan setiap waktu
kita tak ingin kehilangan harapan

keikhlasan demi keikhlasan, kita bisikan
perjanjian demi perjanjian
kita sematkan pada setiap desahan
untuk mengingkari kealpaan
agar semua kelak tak sia-sia

seperti yang selalu kau hembuskan
: "bacalah setiap keyakinan
dengan mata batinmu
agar kau tahu bahasa cintamu!"

 
DPS april 2014

DI PUNCAK MALAM




kau membuka malam dengan desahan
dan bisikan-bisikan yang tajam
dari napas gairah kerinduan yang tertunda
kini kau tumpahkan ke seluruh luas ranjang
di mana kesepian membentang

setiap lapisan kesunyian yang meruap dari tubuhmu
kau tanggalkan satu persatu
hingga malam telanjang di atas ranjangmu
dan kau menggeliatkan keperempuanan
dari setiap lekuk tubuhmu seperti sebuah bayangan

dan kau menjamah hingga ke balik kelam
di mana seluruh impian-impianmu yang tersembunyi
bangkit dengan penuh kebinalan untuk dilepaskan
sampai ke puncak-puncak hasrat
dengan pekikan-pekikkan tertahan

dan... kau menggelepar dan terkapar
di tengah-tengah kekosongan yang terhampar
dengan senyum di bibir setelah kau
menaklukkan dirimu sendiri di sana

 
Dps April 2014

Pasak dan Tiang



pasak dan tiang
terpancang dalam liang
menggali makna
dalam setiap erangan

memekik lirih
dalam penantian
di gigir hempasan
semua terbilang

badai dan topan
bukan alasan
memuja kasih
di seberang lautan

Dps april  2014

Tunas Lama Yang Tergenggam


seketika aku terjaga dari mimpi nyata
jika ada yang terlepas dari genggaman
dan kini harus kurengkuh untuk sekedar
meyakini diriku agar tak goyah

aku pun tak pernah menduakanmu
seperti sebuah cawan yang kosong
tak ada lagi yang dapat kau reguk
karena aku sudah memilihnya

dan biarlah kini kugariskan
seluruh keyakinanku untuk meniti
ke seberang kasihku yang tak dapat
hanya kuraih dengan penyesalan

di sana aku memujanya
karena semua terpahat olehnya
di mana selalu ada dongeng
tentang waktu yang penuh kisah
tempat aku dengannya menjalin
seluruh makna dari setiap kata

: kini telah menjelma impian
dalam sebuah ruang yang nyata

Dps april 2014

GARIS



seharusnya tidak kau lupakan semua
garis kesetiaan itu
ketika kau bentangkan di atas ranjang
dari ujung sprei yang terkoyak
ketika kau memetakan jalan panjang
dari sudut matamu jauh ke lubuk dadaku

seharusnya tidak kau lupakan debar itu
ketika napasku dan napasmu menghembuskan
seluruh hasrat yang tersisa
dari perjalanan-perjalanan tertunda
dan menemukanku tinggal sebuah pigura
di dinding kamarmu dengan senyum monalisa

seharusnya tak kau lupakan semua
jika kesetiaan itu sebuah jalan
penantian yang panjang
di mana eranganmu tinggal bisikan




DPSApril 2014

Rabu, 09 April 2014

DI PUTING MALAM



di puting malam dalam dinginnya hujan
kau merayap di selangkangan kelam
memburu rindu di liang penantian

gelisah itu, gelisah itu, mencabikku
ketika keperempuananku membentang
kau singkap hanya dengan satu erangan
: hujamkan! pekikku tertahan

kau meradang mencari pelimpahan
: tuangkan! desisku tajam

di puting malam kau menghisap keyakinanku
tak ada lagi waktu luang
seluruh napas keperempuananku
menghentakkan setiap liukan
dari setiap bisikan kasih yang kau tumpahkan

sesaat, aku mengejang dan mencengkram
apa yang kudapat untuk tidak kulepaskan
terlanjur basah, terlanjur kuyup

di pelupuk fajar aku dan kau pun menggelepar
hanya bibir kita yang bergetar
dalam diam yang samar
tak perduli apakah hujan telah reda di luar

 
 
Denpasar09042014

Senin, 07 April 2014

BUSUR PELANGI


masih tersisa busur pelangi di dinding senja itu
sehabis gerimis reda dan tanah basah
masih tersisa kenangan bersamamu di senja itu
ketika kita melompati kubangan kerinduan

tetapi kini, aku hanya menatap busur pelangi itu
hanya sebagai warna dari sisa sebuah pertemuan
yang kemudian berakhir di ujung perpisahan
dan akan pudar ketika senja mengatupkan pelupuknya







Dps07042014

ADA SEBUAH JALAN DAN HATI


ada sebuah jalan yang lurus
ada sebuah jalan yang berkelok
jalan-jalan itu membentang
di depan matamu, tetapi kakimu
masih enggan melangkah

ada sebuah hati yang lurus
ada sebuah hati yang tak tulus
hati itu adalah hatimu
membentang di lubuk dadamu
tapi kau enggan menyapanya

ada sebuah jalan dan sebuah hati
selalu ragu untuk melangkah
sekedar untuk menemukan
sebuah jawaban dari benar dan salah
dan tersesat dalam ketidak pastian





Dps07042014

ILUSI


tak ada lagi sapa yang penuh kerinduan
apalagi kenangan untuk ditasbihkan
waktu telah menghapus seluruh jejak
dan kau telah lenyap dari bayangan

maka kini yang tersisa hanya malam
membaringkan sepi di atas peraduan
di sana pun tak lagi terdengar bisikan
yang penuh dengan rayuan

dan jika aku melipat kembali semua impian
jangan lagi kau bertanya
kemana cinta itu dilabuhkan
semua telah hanyut ke ruang tanpa batas

di sana kita tak perlu melambaikan tangan
sebagai sebuah pertanda dari perpisahan
sebab semua hanya ilusi dari sebuah dunia
yang mungkin tak terjamahkan




Dps 07042014

SERPIHAN


ada sebuah cermin yang pecah
dan aku melihat bayangmu di situ
tapi tak lagi kukenali
penuh dengan guratan-guratan
dari keputus asaan dan harapan

: aku terluka, bisikmu
dan kau melangkah pergi
ke balik kabut

sejak saat itu, aku tak lagi
melihatmu melintas di sana
pada sebuah dunia yang maya....

 


Dps07042014

YANG BERDIRI DI SANA



kaukah yang terhempas
dari sebuah dunia nyata
dan mencoba terus mengayuh
mahligai yang runtuh

kini kau berada di pusaran sisa badai
untuk terus bertahan, meskipun
kau tak tahu lagi arah mata angin

jalan-jalan yang kau lalui pun
berusaha kau telusuri
dengan kepala tengadah, meskipun
kakikmu goyah dan rapuh melangkah

dan kau pun hanya dapat
menyimpan sisa airmata
di sudut hati yang terdalam
untuk menyelamatkan
seluruh buah hatimu
dari terpaan yang sama

kau tetap berdiri di sana
mengajarkan sebuah dunia nyata
dan impian tentang esok hari
meskipun tak ada yang tersisa
untuk dirimu sendiri

 


Dps07042014

PAGI DI SUDUT MATAMU


masihkah mimpi itu tersisa di pelupuk matamu
ketika kau terjaga pagi ini, kekasih

jika kerinduan masih juga menggenang
di sudut matamu
biarlah menjadi sebutir embun
sebagai pembasuh hatimu

dan jangan pernah kau ragu
meskipun kita berada pada jarak ruang dan waktu
kelak suatu saat kita pasti bertemu

di saat itu, kita tuangkan seluruh
cintaku dan cintamu, menjadi satu




Dps 07042014

MENGURAPI


tak ada memang yang perlu disesalkan
ketika kenangan tinggal serpihan-serpihan
yang melayang menjauh dari ingatan

kini saatnya menyiangi diri kembali
membenahi hati yang masih tersisa di lubuk dada
dan membiarkan kasihmu mengurapi diriku
dengan seluruh kasih sayangmu

aku tahu, kasihmu tumbuh di atas keikhlasan
dan aku tak punya alasan untuk tidak menyemainya
serta menanam benih bersamamu

mari sayang, kita buka ladang cinta itu
jauh hingga ke ujung senja
ke balik lapisan-lapisan impian kita
hingga kelak menjadi kenyataan
di sebuah dunia yang nyata




Dps 07042014

Minggu, 06 April 2014

ERASER





sudah kubilas seluruh waktu yang tersisa
tak ada lagi yang kini kusangsikan
setiap denyut napasku mengalir tenang
penuh pengharapan menjadi seulas senyuman
bukan kemenangan atas kecemburuan
di mana kesetiaan selalu digoyahkan

kini aku dapat melangkah dengan ringan
menyusuri kehangatan hamparan kasihmu
di mana kau pernah menggenggam jamariku
di sepanjang perjalanan untuk menuntunku
pada sebuah kenangan penuh cumbuan
sebagai penghapus segala kelalaian

hari-hari yang pernah terlepas telah kembali
penuh dengan tawa dan canda
tanpa menyisakan sebuah rongga sepi
untuk tidak menodai apa yang kita tuangkan

kini setiap bisikan kita terjemahkan
dalam bahasa-bahasa puisi
untuk kita bacakan pada pagi atau senja hari
sebagai pembuka dan penutup
setiap ayunan langkah kita bersama


Denpasar07042014 – ilustrasi:google