di puting malam dalam dinginnya hujan
kau merayap di selangkangan kelam
memburu rindu di liang penantian
gelisah itu, gelisah itu, mencabikku
ketika keperempuananku membentang
kau singkap hanya dengan satu erangan
: hujamkan! pekikku tertahan
kau meradang mencari pelimpahan
: tuangkan! desisku tajam
di puting malam kau menghisap keyakinanku
tak ada lagi waktu luang
seluruh napas keperempuananku
menghentakkan setiap liukan
dari setiap bisikan kasih yang kau tumpahkan
sesaat, aku mengejang dan mencengkram
apa yang kudapat untuk tidak kulepaskan
terlanjur basah, terlanjur kuyup
di pelupuk fajar aku dan kau pun menggelepar
hanya bibir kita yang bergetar
dalam diam yang samar
tak perduli apakah hujan telah reda di luar
kau merayap di selangkangan kelam
memburu rindu di liang penantian
gelisah itu, gelisah itu, mencabikku
ketika keperempuananku membentang
kau singkap hanya dengan satu erangan
: hujamkan! pekikku tertahan
kau meradang mencari pelimpahan
: tuangkan! desisku tajam
di puting malam kau menghisap keyakinanku
tak ada lagi waktu luang
seluruh napas keperempuananku
menghentakkan setiap liukan
dari setiap bisikan kasih yang kau tumpahkan
sesaat, aku mengejang dan mencengkram
apa yang kudapat untuk tidak kulepaskan
terlanjur basah, terlanjur kuyup
di pelupuk fajar aku dan kau pun menggelepar
hanya bibir kita yang bergetar
dalam diam yang samar
tak perduli apakah hujan telah reda di luar
Denpasar09042014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar