Rabu, 09 April 2014

DI PUTING MALAM



di puting malam dalam dinginnya hujan
kau merayap di selangkangan kelam
memburu rindu di liang penantian

gelisah itu, gelisah itu, mencabikku
ketika keperempuananku membentang
kau singkap hanya dengan satu erangan
: hujamkan! pekikku tertahan

kau meradang mencari pelimpahan
: tuangkan! desisku tajam

di puting malam kau menghisap keyakinanku
tak ada lagi waktu luang
seluruh napas keperempuananku
menghentakkan setiap liukan
dari setiap bisikan kasih yang kau tumpahkan

sesaat, aku mengejang dan mencengkram
apa yang kudapat untuk tidak kulepaskan
terlanjur basah, terlanjur kuyup

di pelupuk fajar aku dan kau pun menggelepar
hanya bibir kita yang bergetar
dalam diam yang samar
tak perduli apakah hujan telah reda di luar

 
 
Denpasar09042014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar