Rabu, 30 Oktober 2013

Di Telapak Jejak Senja

telah kulempar senja semalam
hingga jauh ke batas cakrawala
tapi kau tak menangkap isyarat itu

mengapa kau begitu ego
dan membiarkan aku
terdampar di tepi cakrawala?

mengapa tak juga kau kembalikan senjaku
dan hanya kau simpan di telapak waktu,
hingga hilang seluruh imajiku yang silam bersamamu

itulah yang membuatku berpaling
dan berbagi hati dengan yang lain
dan jangan kau sesali itu





MedioOktober2013- ilustrasi : google

API

api adalah semangat yang dapat
menyemburkan harapan
tapi juga dapat membakar impian

jangan kau letakan di bantal
karena impianmu akan terbakar
jangan kau tuang dalam cangkir
karena akan menumpahkan
seluruh keyakinanmu

jangan hirup asapnya
karena kesangsian akan
menyesakan seluruh harapanmu

dan jangan kau teteskan embun
di atas perapian
karena semua akan menguap


Dnpasar 29102013

Unggun Bara

sudah kuunggunkan bara
tapi kau masih berdiang
menggigil di tepi perapian

kalau kau tak ingin kubeli
mengapa kau jual
aku pergi karena kau berpaling
untuk apa mengumbar
birahi serapah jika kau tak sudi

sejak awal sudah kunyalakan api
tapi kau masih saja berdiskusi
tentang basa-basi
hingga haratmu tak berarti
karena ejakulasi dini

kalau tak berduri aku bukan mawar
jika kugores bias di ujung jari
karena kau hanya inginkan keharumanku
tanpa ingin memiliki duriku

jika tak ada yang dapat kubeli
maka kubayar semua tragedimu
lunas dan tak terperi



Denpasar3010

Unggun Bara

sudah kuunggunkan bara
tapi kau masih berdiang
menggigil di tepi perapian

kalau kau tak ingin kubeli
mengapa kau jual
aku pergi karena kau berpaling
untuk apa mengumbar
birahi serapah jika kau tak sudi

sejak awal sudah kunyalakan api
tapi kau masih saja berdiskusi
tentang basa-basi
hingga haratmu tak berarti
karena ejakulasi dini

kalau tak berduri aku bukan mawar
jika kugores bias di ujung jari
karena kau hanya inginkan keharumanku
tanpa ingin memiliki duriku

jika tak ada yang dapat kubeli
maka kubayar semua tragedimu
lunas dan tak terperi



Denpasar3010

ADRENALIN



kau lelaki yang selalu berjalan di atas api
pengibas bara dalam sekam
hingga perempuan seperti asap
membumbung memenuhi ruang imajimu

dan selalu saja kau mengukur kejantananmu
dari setiap kain yang dikibaskan
sekedar menyingkap malam
dari setiap bisikan

kau lelaki yang selalu menggores malam
sekedar meneteskan embun
dari sudut mata para perempuan
dan menghirup di atas penderitaannya
sekedar pembasuh kejantananmu

kau lelaki yang selalu mencumbui bayangan
sekedar membusungkan dadamu yang bidang
di antara helaan napas yang hanya mendebarkan
keangkuhan di atas kelembutan napas perempuan
kini meninggalkan petang dan gelanggang
setelah adrenalinmu tumpah dalam erangan

kau lelaki yang selalu menciptakan alasan
tanpa alasan sebagai pecundang
ketika kau menemukan dirimu terhempas
hanya oleh dengusan panjang di mana kerinduamu
selalu saja terabaikan di tepi pelaminan





Denpasar,26102013- ilustrasi : google

Jumat, 25 Oktober 2013

SENJA YANG KAU CURI




masih juga kau mencari senja membias
di celah-celah kabut di sudut mataku
dari sisa hujan yang turun pada petang hari
dan kau masih juga bertanya tentang
warna jingga yang telah kau curi hari kemarin
ketika aku sedang duduk di pantai itu
di antara batu-batu dan percikan ombak

pada saat itu kau tahu pikiranku sedang hanyut
menerawang jauh hingga ke seberang cakrawala
dan kau menyapaku pada saat aku lengah
kau pun menghembuskan kebebasan
di telingaku yang tak dapat lagi mendengar
kisah apa pun selain bisikan-bisikanmu
tanpa kusadari kau telah meraih senja itu

lalu kau sekarang datang lagi dan bertanya hanya
sekedar kau ingin melihat wajah piasku
tapi maaf, aku tak akan memberikan jawaban
karena kau pun pasti telah tahu jika aku
merindukan senja-senjaku yang hilang
hanya saja jangan kau sesalkan, jika aku
tak akan pernah ada lagi di sana
tanpa seberkas cahaya pun untuk kau curi
karena telah kuberikan ke lain hati




Denpasar2410 2013- ilustrasi : google,pribadi

Serpihan Senja



jika kau temukan serpihan kabut
dan sisa gerimis yang kau tepis
dari luka yang mengubur warna jinggaku
yang terhampar di sudut hatiku
mengapa tak kau sibakan tapi kau biarkan

jika senja itu adalah impianmu
dan kau ingin rebah di pangkuanku
bagaimana mungkin kita bersama
mendengar bisikan angin dan menabur doa
dan kau biarkan langit menjadi buram oleh airmata

biarlah malam menjadi bisu
dan kau terengut di antara waktu,
karena kau kehilangan jingga
di antara bibirku yang tak dapat
tersenyum dan tertawa,
kecuali berdiam seribu bahasa

pungutlah serpihan-serpihan senja di atas pasir putih itu,
karena memang itu mungkin milikmu, bukan milikku....



Denpasar24102013

Senin, 21 Oktober 2013

Sayap-Sayap Impian




aku telah angsa
dia telah elang

tapi aku tetap di danau
bercermin pada air

aku telah angsa
dia telah elang

tapi dia telah terbang jauh
bercermin pada langit

aku telah angsa
dia telah elang

aku di danau yang biru
dia di langit yang biru

aku telah angsa
dia telah elang

aku dan dia
bersayap impian



Denpasar25102013

Minggu, 20 Oktober 2013

Matahari Kuta di Telapak Tangan



di telapak tangan pantai kuta
senja kutadahkan dengan
sinarnya yang keemasan

kubiarkan tubuhku terserap
dalam bayangan yang menyatu
dengan lidah-lidah ombak
yang mejilati bibir-bibir pantai

aku hanya dapat
merentangkan tangan
sebelum matahari
jatuh di peraduan

dan membawaku jauh
ke kelopak malam di mana aku
terpejam dengan seluruh impian
menjadi turis khayangan dan bercinta
dengan para dewa

dan di sana aku mempersembahkan
tarian paling purba, jika aku dapat
menikmati senja di kuta ini
dengan penuh gairah

meskipun hanya sementara
tapi aku pernah ada di sana
bukan dalam impian semata
tapi sebuah dunia yang nyata



Denpasar20102013- ilustrasi : koleksi pribadi

Tanah Laut





akhirnya aku tiba juga di tepi keyakinanmu
di antara keteguhan batu-batu karang
di mana air suci disimpan di dalam goa
yang dijaga oleh mantera ular-ular berbisa

tanah lot, tanah di atas laut, mengambang
dengan kisah para pertapa dari
sebuah perjalanan panjang di mana
matahari menyenjai dirinya dengan warna jingga
dan membuatku duduk terpaku dalam bayangan

di sini, di tanah laut ini, kakiku seperti
berhenti pada kisah masa lalu dari
sebuah tradisi yang tak pernah lapuk
tegar seperti karang, gairah seperti ombak
hingga menjadi pura-pura di atasnya

dan di antara desiran angin
yang menyibak anak-anak rambutku
dari gemuruh ombak
yang pecah di kaki-kaki karang

di sini aku mendengar dengung doa
di pelataran puramu melampaui
perbatasan-perbatasan zaman
di mana kau tak berubah, tak bergeming
dari kebebasan yang mecoba merengkuhmu

meskipun kau sewaktu-waktu
berada di antara
air laut yang pasang dan surut




Tanah lot17102013

Orang Asing



hari-hari yang basah itu telah mengering
meskipun aku telah menyanggul rambutku
selalu saja terurai dan terlepas, ketika
aku merapihkan ujung-ujung kain
selalu saja kau menyibaknya dengan
bahasa-bahasa yang sudah sangat kukenal
hingga terkadang membuatku mual

kau masih saja berkisah tentang hujan
sementara aku mulai terbakar udara pengap
dan kau berharap aku menanggalkan tubuhku
dengan alasan aku adalah tulang rusukmu
hingga kau dapat menghisap sumsumnya
hanya untuk mencairkan imajinasimu
oleh hasrat yang meluap tanpa sedikit pun perduli
jika seluruh keperempuananku telah tercabik-cabik

tak ada waktu untuk mengeluh! katamu
dan membiarkan serpihan keperempuananku
terhambur pada setiap langkah di mana
kau selalu melintas dengan bayanganmu
sebagai orang asing dalam kehidupanku
hingga aku hanya sebagai pelengkap penderita
dari apa yang tak tergenggam di tanganmu



Dps09102013 – ilustrasi : google

Rindu



malam menyeretku ke dalam kamar
membelai kedua kelopak mataku

udara dingin mendekapku dalam gigil
aku menggeliat merentangkan tubuhku
meliuk di antara sisa-sisa waktu

apakah kau sedang menungguku
di balik impian-impianmu
dan kita akan bertemu di sana

: menyatu dari rindu yang tertunda


Dps21102013

Kamis, 17 Oktober 2013

PASRAH


jika kau tahu di tanganku menabur racun
hingga angin kemarau meniup kisah kita
mengapa kau tak menepisnya
dan meraih tanganku dalam genggamanmu?

tetapi sebaliknya kau berpaling?
dan kau memilih berkelana dengan syair
hanya untuk mengabarkan kisahmu,
bukan kisahku atau kisah kita...

hembuskanlah keyakinan agar kau tahu
bagaimana menggenggam angin
dengan imajinasi yang lebih bermakna
ketimbang kepasrahan...




Denpasar12oktober2013Lsk

- ilustrasi :google

Minggu, 06 Oktober 2013

KUYUP


malam ini kau kabarkan tentang hujan
membanjiri kelam. di luar jendela
adakah kau di sana, kuyup oleh rasa
dalam menyimak kesendirianmu

: di sini panas, bisikku menanggalkan
seluruh udara dari tubuhku

kipas angin di dalam ruangan
hanya membisikkan dengungan
tentang kabarmu yang samar
di antara jarak waktu tak menentu

:hujan semakin menderas! Ujarmu

di sini aku tersekap dalam udara pengap
aku menggeliat merentangkan tubuh
dari seluruh percakapan yang tersisa
di mana kita saling menunggu
untuk saling menjamahkan setiap
napas kerinduan yang selalu saja terabaikan

: berikan aku kepercayaan, kataku
aku tak tahu, apakah kau mendengarnya
hanya bayangmu menerawang
di pelupuk mataku, ketika kau mengisahkan
sebuah jalan panjang tempat kita bertemu

dan aku berharap tanda itu
tak akan pernah hilang
meksipun kau dan aku belum menyatu


Dps06102013 – ilustrasi : google

Jumat, 04 Oktober 2013

HIDANGAN



perempuan itu menyelinap ke dalam akunku
bercadar dan penuh rahasia, apakah ia dari masa laluku?

aku mencoba menyibaknya. sesaat ia mengelak
: "beri aku waktu!" katanya
seraya memberi isyarat
: "di pematang malam!'

malam bertandang, tak ada isyarat dan tanda
sesekali perempuan itu menyelinap di berandaku
dengan sikapnya yang tak perduli
aku pun mengejarnya dengan selemparan kata : "mana?"

perempuan itu menyibak cadarnya
di atas sumpah
: "jangan kau cabik!" katanya
aku melihatnya di sebuah meja makan
dengan menu piring porselin terbuka

apakah ia akan menyantap malam?
kami pun menyantap perjanjian rahasia
dengan percakapan sederhana
dari seberang impian masing-masing
untuk saling percaya


Dps04102013- ilustrasi : google

Kamis, 03 Oktober 2013

Kesangsian



sangsi yang kau tuai ketika melihatku
cermin kita bersama untuk saling berbagi
dan hanya kau yang dapat memahami

di mana sebuah ruang imaji
menciptakan makna bahasa
dari keberadaan kita

bukan atas nama kesucian
yang dibalut kemunafikan
tapi kebersamaan yang kita
bisikan bersama

keteguhan di hatiku
telah melampaui batas karang
dan syair yang kuhembuskan
bukan sekedar menyaput kegelisahan

tetapi mengamini kezoliman
pada orang-orang nista
untuk tidak dinistakan



 Denpasar04102013