Kamis, 03 Oktober 2013

BIJI-BIJI IMPIAN YANG HILANG


Untuk sahabatku Iverdixon Tinungki
simpatiku pada pulau Bangka



 
aku mendengar suara-suara burung camar
memekik-mekik di atas buih-buih ombak
mengabarkan tentang pulau-pulau yang hilang
tempat mereka menyarangkan impian

aku mendengar suara anak-anak pulau
tak lagi bernyanyi di padang-padang terbuka
hingga suara mereka memantulkan doa-doa
dan mantera yang diajarkan moyang mereka

tak lagi kudengar suara-suara burung camar
tak lagi kudengar suara anak-anak pulau
aku hanya mendengar suara mesin yang galau
di mana aku dan anak-anakku menjadi budak
impian dari sebuah peradaban

di sana, di pulau yang tak lagi hijau tapi hitam
oleh minyak-minyak pelumas, kami tak dapat lagi
melahirkan biji-biji impian, tapi biji-biji besi
menjadi lebih legam dari kelamnya malam
sebab kami tak lagi diajarkan mencintai alam

di sana, di pulau yang hitam, setelah
biji-biji besi tak lagi dapat ditambang
tinggal hanya sebuah pulau hantu
yang mengambang di atas permukaan lautan
atau perlahan-lahan tenggelam ke dasar samudra
dan hanya menyisakan pulau impian yang hilang
dari sebuah tradisi panjang anak zaman



Denpasar 02102013- ilustrasi : google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar