Jumat, 29 Agustus 2014

BERKELINDAN



puisi adalah kau dan aku
aksara yang berkelindan
kalimat yang merayap
mencari makna
dari setiap kata yang terbata
mencari setiap sentuhan

jika senja tinggal igauan
dan sisa kabut di pelupuk mata
pejamkanlah..

sebab peristiwa puisi
hanya untuk sebuah hati
yang menyimpan kesumat rindu
dari hakikat sebuah sejarah
yang tak pernah ditulis
oleh penyair mana pun

DEC 2012

Kamis, 28 Agustus 2014

HABITAT



siang yang dilayati oleh bayangan
membuatmu seperti melihat seekor kadal
tersesat di semak belukar merayap seperti ular
dan kau pun menjelma seperti buaya
yang terlepas dari penangkaran

kadal dan buaya memang bukan
dari habitat yang sama kecuali serumpun
di antara kenakalan dan kebinalan
hanya sekadar membuat skandal
dengan kawin silang ketimbang kawin siri

sekali waktu kadal dan buaya bertukar peran
kadal menjelma buaya dan buaya menjelma kadal
tanpa pernah kadal menjelma menjadi kadal
atau buaya menjelma menjadi buaya

sejak siang itu kau selalu saja bermimpi
menjadi bunglon. bukan kadal bukan buaya
kau tidak lagi berenang di rawa-rawa
tidak pula menyelinap di semak belukar
tapi menempel di pohon-pohon
sebagai habitatmu yang baru

 
Denpasar 11082014 -ilustrasi : google


PANTULAN



masih kudengar pantulan-pantulan suara itu
tak pernah berhenti pada siang atau malam hari
meskipun telah kututup kedua lubang telingaku

tapi suara-suara itu menyelinap begitu jauh
ke dasar hatiku yang terdalam
mengalir seperti arus yang menghanyutkan
seluruh kepercayaan yang telah berusaha
kubangun sekokoh karang
tetap saja runtuh menjadi butir-butir garam

haruskah aku terus menabur setiap butir garam
pada setiap langkahku, hanya untuk mengasinkan
apa yang telah menjadi pilihanku
dan membiarkan setiap kesaksian-kesaksian palsu
sebagai sebuah pembenaran, jika semua itu
adalah bagian yang tidak dapat kupalingkan

sekali waktu aku ingin tidak mendengar
apa yang harus kudengar dari setiap bisikan
jika hanya mengusik-ngusik perasaan
dan membuatku menjadi liar dan binal
hingga kau mengenalku sebagai mahluk paling banal

ya, sekali waktu, sekali waktu, meskipun
aku tidak tahu kapan, semua pantulan suara itu
mentulikan kedua telingaku, hingga aku
dapat mendengar setiap suara yang benar
menjadi sebuah kata atau kalimat bermakna
di mana aku dapat memahami dengan apa adanya

 
Denpasar 18082014 - ilustrasi : google

Senin, 18 Agustus 2014

NISBI


aku tak lagi berharap kau hadir
hanya untuk mengulum sebuah puisi
aku tak lagi berharap setiap bisikanmu
sekedar memintalnya menjadi sebuah aksara
aku tak lagi berharap hari ini atau esok
dan kubiarkan semua terlepas

musim telah berlalu
aku tak lagi ada di situ
semua jejak kenangan sudah terhapus
tak ada tempat menyimpan kisah
walau di sudut paling kelam pun

kini saatnya menyiangi diri
menyusuri jalan pulang
bercermin untuk diri sendiri
sebab terlalu naïf untuk dikenali

tak perlu bertanya lagi
kenapa harus terjadi
karena tak perlu ada jawaban
untuk seorang pecundang

11 JULI 2014 - TA - ilustrasi : google

MUSNAH


kesadaran pada ruang tanpa batas
adalah perjalanan para petualang
berharap tapi pasti tak tergapai
karena semua hanya mimpi belaka

bintang malam pun tak menunjukkan
peta di mana arah petualangan paling sunyi
untuk menyandarkan keyakinan
dari perjalanan panjang
ketika meniti garis waktu di tepi cakrawala

matahari tak pernah terbit malam hari
dan itu bukanlah metafor
hanya orang tolol
yang mencoba terjemahkannya
karena sudah tertulis dalam kitab-Nya

semua menyimpan dusta
dari sisa luka yang sama
juga perih yang meremah
karena terlahir dari cinta buta

bahkan angan yang terombang-ambing
dalam kesangsian selepas keberangkatan

semua hanya bayangan
menyelinap dari masa silam
seperti cermin dibelah
wajah pun berdarah

kini semua musnah dan tak harus bermimpi
karena sudah tak ada lagi kerinduan
: walau untuk sekedar menyapa

31 JULI 2014 -TA

Menu Ibu




puisi setajam pisau yang tumpul pada tangan ibu
menu dapat diolah tak terduga
kasihnya melampaui seluruh rasa bumbu
yang diraciknya dari kasih sayang

kasih ibu adalah kasih yang mengolah kehidupan
menjadi kenyataan
tak hanya sepanjang galah
tetapi sepanjang langkah menuju surga

meskipun terkadang harus dibasuhnya dengan airmata
yang menetes serupa butir-butir embun

 
06 AUG 2014- lsk

Senja di Balik Gaun


ada senja di balik gaunku berwarna jingga
seperti hari-hari kemarin,
kau selalu ingin menjamahnya

seperti kau terpesona melihat cakrawala
di mana angin senja menghembuskan
aroma tubuhku pada setiap lekuknya
dan aku pun berulangkali berbisik padamu

: jamahlah aku... jamah aku... seperti senja yang lalu

kau pun menjamah seluruh senja
yang menguap dari gairah hembusan napasku
sampai akhirnya terkapar di garis batas malam
sambil terus membisikkan namaku
dalam setiap igauan dan mimpimu

 


Senjaku, Dps 14082014

Dada Pagi yang Terbuka


seperti pagi yang membuka diri
dengan cahayanya yang hangat
kubuka dadaku untuk menyapamu
untuk kau hirup sehangat kopi
dan kepulan asap rokok yang membumbung
dengan imaji yang melambung

hingga hari-hari yang kulalui
penuh dengan gairah langkah
bersama hembusan napasmu
tempat aku selalu bertumpu
melepaskan seluruh kerinduanku

 

DPS 13 AUG 2014

Kamis, 14 Agustus 2014

MENGATUP


kaukah perempuan yang kehilangan puisi
mati suri dalam kesunyian
meminta dengan wajah pucat pasi
meradangkan keputusasaan
merindukan bayangan semu
dalam petualangan mayamu

apa yang kau rasa
tak sama dengan yang kurasa
cinta itu suci dan indah
tapi bukan lahir dari kealpaan
yang merajam sebuah kesetiaan
dari nilai keikhlasan

janganlah seperti wanita jablai
menulis puisi dibelai-belai
panas hati menjadi kusut masai
aku bukan pujangga cinta
bukan pula pangeran cinta
aku hanya bayangan
yang kemudian lenyap

tak usah lagi berkisah
tentang rembulan atau bintang
tak ada lagi malam atau pun siang
tak ada lagi ruang percakapan
seluruhnya sudah runtuh
untuk tidak lagi melakukan penghianatan

bibir sudah mengatup rapat
semua sudah berakhir. tak ada lagi
kenangan yang dapat kau ukir
dan jangan lagi kau tanyakan
awal dan akhir sebuah pertemuan

 
Denpasar /LSK JUNI 2014

TAK TERLUNASI



ada selembar tiket yang tak pernah sampai
dari sebuah penerbangan masa lalu
tempat mendaratkan semua keniscayaan
ketika navigasi tak juga menunjukkan arah
di mana sebuah bandara menghapuskan
seluruh landasan untuk datang dan pergi

selembar tiket itu pun melayang di atas meja
terbakar hangus oleh sebuah perjanjian yang tertunda
tak ada lagi tempat transit untuk menyapa
dan bertemu kekasih di ujung sebuah apron
kecuali menyimpan semua ke dalam bagasi

di dalam kabin hanya mata yang dapat dipejamkan
di luar jendela gumpalan-gumpalan awan putih
impian pun melayang di atas 30.000 kaki dari permukaan bumi
dan seorang pramugari memberi bahasa isyarat
melepaskan diri dari ikatan darurat, bukan cinta yang sekarat
dengan safety belt sebagai pengikat kerinduan yang menjerat

selembar tiket di atas meja. tergeletak. tak terlunasi
menerbangkan seluruh impian yang tersisa

 
Denpasar 07082014 -lustrasi : google

Rabu, 13 Agustus 2014

BUKAN FATAMORGANA




tak ada lagi yang tersisa. juga bau tubuhku
ketika kurentangkan di atas ranjang
kau menjarah seluruh kesetiaan
hingga pada sengal napas terakhir
ketika aku membisikan namamu
sebagai pengaminan sebuah doa

tapi entah kenapa, selalu saja ada yang tersisa
dan sulit untuk diucapkan ketika berada di ujung lidah
hingga terasa bersemayam di relung dada
tentang sebuah perselingkuhan bukan sebagai kealpaan
tetapi kesetiaan untuk mencintai

aku selalu mengihitung tahun-tahun yang basah
membuat kita kuyup di sepanjang jalan
tahun-tahun yang meranggas membuat kita serasa sesak napas
dan apa yang kita telah miliki teretas

kini hanya ada satu jalan setapak yang kita lintasi
menuju sebuah titik cahaya untuk saling percaya
jika itu semua adalah milik kita, tempat di mana
tidak dapat lagi menunda kecuali meraihnya
bukan sebagai sebuah fatamorgana
tetapi untuk kita bersanding bersama selamanya

 
 
DPS 05082014 - ilustrasi : google

DI BALIK PINTU WAKTU

aku tidak tahu, ini pagi atau sudah siang
waktu yang ku-sms dan in-box
tidak memberikan sebuah balasan
mungkin kau masih berada di balik impian
menggerayangi sisa-sisa waktu

aku tidak tahu kapan kau terjaga
menyiangi matahari membuat mimpimu lebih nyata
di mana kita seringkali bersulang, menuangkan
bukan hanya sekedar menjadi kenangan
tapi menjadi bagian dari setiap langkah
dari setiap pergumulan yang kita lalui bersama

aku tidak tahu, apakah kita harus selalu berada
di antara tidur dan jaga, mengulum seluruh kisah
hampir sama sekali tanpa ruang jeda
hingga napas kita menyatu sepenuhnya
dalam setiap hembusan-hembusan tanpa akhir
dengan desahan yang sama dari
sebuah ruang tertutup di mana kau selalu bertanya

: apakah pintu sudah kau kunci....
(aku hanya dapat tersenyum malu di baliknya.... )

 


Denpasar 02082014

KERANG RINDU




hanya laut yang menyajikan garam
dan ombak adalah kegelisahan
dan aku tak pernah tahu sampai kapan
seluruhnya berhenti berderai
apakah juga tentang lelaki lautku
yang membuatku terdampar pada kerinduan

sering aku berdiri di sana, menata kenangan
tapi juga aku harus beranjak meninggalkannya
dan jejak-jejakku di sepanjang pantai
akan terhapus oleh air pasang
hingga tak kutemukan lagi keesokan hari

kadang aku ingin menjadi seekor kerang
membawa rumah impianku ke mana saja
mungkin hingga ke palung laut terdalam
hingga aku dapat menyelami jiwaku
tetapi juga aku tak ingin terdampar
di sepanjang pesisir pantai
dan hanya meninggalkan serpihan cangkang

maka biarkan aku tetap berumah
di dalam hatiku sendiri
di sanalah tempatku yang paling damai
tempatku bercengkrama
tentang diriku yang sesungguhnya
tanpa seorang pun tahu

 
Denpasar 31072014 - Ilustrasi : google

BATAS PANDANG




bagaimana kau dapat menduga-duga
dia masih hidup atau mati, sekedar
tak ingin kau ziarahi dengan membaca
seluruh kronologi dari sebuah masa lalu
sebagai kenangan dan sejarah yang dilalui
di atas kepedihannya, di mana cerobong-cerobong luka
menganga, hanya untuk mengasapkan masa depan
dalam sebuah pertanda dari sebuah zaman

masih juga kau ungkapkan sebagai sebuah impian
bukan sebagai sebuah kenyataan
bukan pula karena ia mencintai sebuah tempat
di antara gugusan pulau-pulau di permukaan laut
yang membentangkan tradisi ombak di seluruh pantainya
tapi di sana ada jejak peradaban moyangnya

seperti wahyu pada aliran anak-anak sungai
yang diturunkan dari puncak gunung berkabut
wahyu itu berhembus membawa udara yang menggigilkan
sehingga seluruh sejarah seolah berhenti pada
rajah tangannya yang menggariskan sebuah peta
untuk diwariskan pada generasinya yang hilang

kau pun mencoba menambatkan sebuah perahu
untuk menyusuri seluruh lekuk pantai
tapi kau tak pernah sampai menembus batas cakrawala
ketika kau tahu dan juga kau ragu apakah itu
hanya sebatas sebuah kenangan atau wejangan
jika kebebasan dan kemeredekaan itu
melampaui seluruh ruang imajinasi
masa lalu dan masa depan dari tempat kau berdiam

 
Denpasar 25072014 - ilustrasi : google

TANPA RUATAN




seluruh nama-nama bunga telah ditaburkan
tapi kau hanya memetik setangkai
sebagai sebuah pilihan, meskipun tak sewangi
apa yang sebenarnya kau harapkan
untuk kau hitung setiap kelopaknya yang rapuh

sedikit pun kau tak ingin bercerita tentang
tangkai dan akar-akarnya
di mana seekor burung yang patah sayapnya
pernah hinggap dan menanggalkan sehelai bulunya
juga tentang akar-akarnya yang mencengkram batu
ketika tanah tak memberikan humusnya

tak ada musim untuk berbicara tentang bunga
sebagai sebuah kepercayaan yang kau bangun
dari ketidak haruman hanya untuk
menetapkan sebuah nama yang sia-sia kau sebutkan
karena selalu saja di balik setiap nama itu
ada sejarah yang terlalu panjang untuk dihalalkan

diam-diam kau menyimpan bunga itu dalam tidur
dan membiarkan tumbuh di sana dengan liar
sebab hanya dalam tidur pengembaraan yang jauh
dapat melampui batas langit dan bumi
di sana bunga itu merekahkan matahari dan bulan
tanpa tradisi ruatan sebagai pengaminan

 
Denpasar 23072014 - ilustrasi : google

BISIKAN HUJAN




langit kelabu di luar sana
membisikan hujan pada senja hari
tapi aku tak perduli pada sisa waktu
yang mulai terserap dalam gelap

sebab kutahu bagaimana
merebahkan seluruh malam-malamku
di antara kesunyian yang kadang
menyengat kesendirianku

kadang memang ada resah menyelinap
begitu jauh ke dalam diriku
dan mencumbui seluruh keyakinanku
hingga hanya dapat membuatku
mengerang dalam diam

dan aku mencoba menikmatinya
sebagai bagian dari diriku
yang tak dapat kutepis begitu saja
sebab kutahu dari rasa itu kutemukan
kebahagiaan yang mungkin
tak pernah sama sekali kau pahami....

 
DPS 20 JULI 2014 - ilustrasi: google

PERKAWINAN DINI



percintaan daun adalah percintaan
di antara hembusan angin
yang bercumbu dalam gesekan-gesekan
pelepah dan ranting-ranting
merimbunkan hutan-hutan yang basah
meneduhkan seluruh kisah
tapi peradaban kemudian telah menjarah
seluruh isinya hingga meranggas

hutan pun tumbuh dalam desah napas yang lain
menjadi tiang-tiang pancang
menjulur ke langit-langit impian
bulan telah berganti cahaya lampu-lampu pijar
manusia menjadi laron rindu cahaya
tapi terkapar dan menggelepar
di balkon-balkon peradaban
di hotel-hotel berbintang
berzinah dengan seluruh impian
dan terkapar di ranjang kemunafikan
dengan napas tersenggal orgasme kekuasaan
hingga khatam membacanya

pernikahan batu pun menyumbat airmata
membendung seluruh sungai
menjadi hasrat yang tertunda
gemercik air pun menjadi suara penyesalan
ketika menderaskan banjir bandang
dan batu-batu menggelinding
dari sebuah mitologi sishipus
untuk mengulas kesalahan yang sama
tanpa penyesalan tapi pengabdian
tanpa dapat lagi menyisakan sebuah tanda
atau sebuah fenomena untuk diamini

perkawinan musim pun adalah putik sari
yang dihisap dari kelopak-kelopak bunga
hingga musim pun berganti
dan seluruh kisah pun berhenti
bunga-bunga layu di ujung musim
di mana dada biru langit terbuka
melepaskan jubah-jubah awan
cakrawala pun telanjang
dengan tatapan yang jalang
matahari meranggaskan peradaban
di sana seluruh tanda pun sirna
tanpa ada yang dapat kau baca

Denpasar 13082014

PERKAWINAN DINI



percintaan daun adalah percintaan
di antara hembusan angin
yang bercumbu dalam gesekan-gesekan
pelepah dan ranting-ranting
merimbunkan hutan-hutan yang basah
meneduhkan seluruh kisah
tapi peradaban kemudian telah menjarah
seluruh isinya hingga meranggas

hutan pun tumbuh dalam desah napas yang lain
menjadi tiang-tiang pancang
menjulur ke langit-langit impian
bulan telah berganti cahaya lampu-lampu pijar
manusia menjadi laron rindu cahaya
tapi terkapar dan menggelepar
di balkon-balkon peradaban
di hotel-hotel berbintang
berzinah dengan seluruh impian
dan terkapar di ranjang kemunafikan
dengan napas tersenggal orgasme kekuasaan
hingga khatam membacanya

pernikahan batu pun menyumbat airmata
membendung seluruh sungai
menjadi hasrat yang tertunda
gemercik air pun menjadi suara penyesalan
ketika menderaskan banjir bandang
dan batu-batu menggelinding
dari sebuah mitologi sishipus
untuk mengulas kesalahan yang sama
tanpa penyesalan tapi pengabdian
tanpa dapat lagi menyisakan sebuah tanda
atau sebuah fenomena untuk diamini

perkawinan musim pun adalah putik sari
yang dihisap dari kelopak-kelopak bunga
hingga musim pun berganti
dan seluruh kisah pun berhenti
bunga-bunga layu di ujung musim
di mana dada biru langit terbuka
melepaskan jubah-jubah awan
cakrawala pun telanjang
dengan tatapan yang jalang
matahari meranggaskan peradaban
di sana seluruh tanda pun sirna
tanpa ada yang dapat kau baca

Denpasar 13082014

Rabu, 06 Agustus 2014

narcis aaah...


di balik kacamata hitam
kuterawangkan gelap menjadi terang
di sana dapat kulihat kemungkinan
dari setiap sudut pandang
yang mungkin tak pernah terbayangkan

05 AUG 2014

DIAM-DIAM





air tenang tandanya dalam
kalau diam memang menghanyutkan
emas putih atau emas hitam
akan kupilih diam-diam

hujan turun sejak semalam
di atas ranjang aku mendekam
bergumul sendiri dalam demam
menghujat hasrat yang tersekam

nila setitik rusak susu sebelanga
kunikmati rasanya yang kedaluarsa
kecut seperti asam cuka
seperti luka yang sedang mengaga

diam-diam aku pun pasrah
diam-diam membalut luka bernanah
diam-diam aku berbenah
diam-diam di dalam aku bermarwah

tapi siapa yang bermadah di luar rumah?
manusia berbulu domba berhati srigala
mahluk yang pemamah seluruh remah-remah
sampah pun habis dikunyah tanpa sisa

Denpasar 13JUL 2014 - ilustrasi: google

Jumat, 01 Agustus 2014

JALUR IBRAHIM




jalur gaza haruskah menjadi jalur kematian
di mana seluruh impian harus diledakan
dinistakan di antara genangan darah dan airmata

lihatlah reruntuhan puing-puing kemanusiaan
yang telah dipetakan pada setiap ayat kitab suci
dari seluruh jejak para nabi
haruskah terus mengepulkan keputusasaan
di mana harapan tinggal bisikan-bisikan doa
diaminkan di atas tubuh anak-anak tak berdosa

ibrahim, ibrahim, ibrahim berdirilah
di antara sarah dan siti hajar
sebagai bapak dari seluruh keturunanmu
pada tanah yang penuh rahmat
di sepanjang jalur gaza yang membentang
taburkanlah kasihmu di sana

Denpasar 12072014 - ilustrasi : google