Kamis, 08 Mei 2014

LELAKI IMAJINASI



lelaki fiksi itu menempuh jalan prosa
di sepanjang pantai utara
mengemasi dirinya sebagai anak laut
di antara diksi-diksi ombak yang membuih
tentang seorang gadis di luar pelaminan

lelaki fiksi itu menjelma sebuah puisi
menyisir rambutnya dengan angin
ketika di pelupuk matanya
membentang garis pelangi
melihat kekasihnya membusurkan
lengkungan kubah imajinasi

lelaki itu pun meniupkan metafore
seperti balon-balon sabun ke udara
melambung dan pecah oleh derai tawa
seperti kerinduan yang tak selesai
diterjemahkan dalam sebuah peristiwa

lelaki itu telah kehilangan semua bahasa
pada prosa dan puisi yang ditulisnya
ketika burung-burung camar pulang senja
menutup seluruh kisah istana pasir
dan menemukan dirinya
di antara karang-karang yang menjulang

lelaki itu di sana tinggal sebuah imajinasi
di antara fakta dan fiksi
untuk tidak pernah dipercaya
sebagai sebuah dongeng yang dapat
dikisahkan sebelum tidur

 
Denpasar 09052014 - ilustrasi : google


Rabu, 07 Mei 2014

SODOM DAN GOMORA


Anak-anak menulis jalan raya
Dengan ejaan yang tidak disempurnakan
Dari bahasa kitab suci yang terbakar
Sodom dan gomora telah menciptakan tiang garam

Anak-anak hanya bermain galah asin
Melewati tanda-tanda rahasia
Dengan kepolosan dan keluguan
Yang mereka sendiri tidak pahami
Awal dan akhir sebuah permainan
Dari depan atau dari belakang persetubuhan liar

Anak-anak tak dapat lagi membaca
Atau bernyanyi dari sebuah dunia yang nyata
Ketika mereka harus menyelingkuhi
Persoalan di luar mereka
Yang merenggut seluruh bahasanya
Tanpa mengenal jenis kelamin
Dilecehkan haram dan halal
Kecuali sebagai korban peradaban

Denpasar 04052014

Pemulung Malam


memulung malam, mengurai rambut, merampungkan puisi
yang tertulis adalah prosa yang lebih tajam dari sebuah esai 
tak ada yang sulit untuk kau terjemahkan 
dalam bahasa imaji apa pun

ketika kau berada sendiri di sebuah pasar swalayan 
dengan eskalator dan lift yang turun naik 
di sana kau berdiri di bawah lampu pijar
dari kaki yang diamputasi meninggalkan jejak yang samar

di sini aku hanya berdiri seperti sebatang lilin
yang perlahan-lahan mencair oleh waktu





DPS MEI 2014

Puisiku tayang di koran PIKIRAN RAKYAT Bandung edisi 04/05/2014


Kamis, 01 Mei 2014

BUKAN UNTUKMU


jangan lagi kau pernah menjamah
setiap bahasa puisi yang kubisikan

tapi jika kau masih membacanya
nikmatilah setiap remah-remahnya
kau akan merasakan manis dan sepahnya

biarkan iramanya itu menyeretmu jauh
ke dalam pekikkan irama harmonika dan
improvisasi nada-nada dari rasa yang tertindas
menjadi lolongan srigala di puncak malam

kepulkanlah dan hembuskanlah
agar membumbung sepenuh imajinasi
dan terkulum seluruh rndu...

erangan dari setiap napas adalah hasrat
yang tertuai dari suara yang tersimpan
biarkan terurai menjadi larutan-larutan irama
yang membasahi seluruh malam-malammu....

tumpahkanlah air mata dalam desah irama yang samar
di antara suara-suara malam dan kopi yang dituangkan,
menjadi kehangatan....

: hapuslah namaku dari bibirmu
karena aku tercipta bukan untukmu 









Denpasar01052014- pc