menyusuri seluruh waktu bersamamu
seperti menyusuri setiap lekuk tubuhku sendiri
di mana setiap tanda memberi sebuah peta
dengan sebuah alamat yang begitu nyata
di sana kau tahu bagaimana aku melepaskan tubuhku
dan menyianginya dengan selaput-selaput airmata
juga kau tahu bagaimana mendiangkan tungku kerinduan
ketika kesunyian menggigilkan setiap langkahku
selalu saja kau datang di tepi penantian
dan menyapaku dengan bisikan-bisikan mantra
sehingga menyihirku menjadi seorang peri dalam impianmu
kita pun saling berbagi sisa waktu dan mengulumnya
dengan desahan-desahan napas yang panjang
membuatku harus setiapkali mengerang, ketika
kau menyusuri celah-celah dadaku yang terbuka
oleh harapan untuk selalu kau semaikan
hingga putik-putiknya merekah bukan sekedar bunga
di mana kau dapat menghirup setiap keranumannya
kini kau pun tahu setiap jalur waktu yang kutempuh
tak mengalpakan sedetik pun untuk menorehkan namamu
di mana aku dapat selalu melangkah dengan kepastian
tanpa pernah aku mempertanyakan berakhirnya
sebab kutahu bagaimana semua berawal dan bermula
bukan hanya pada sebuah titik waktu dari siklus yang sama
tapi melalui sebuah ruang tanpa jeda
: (di sana kita selalu hadir bersama)
DPS 10 01 2015 - ilustrasi ; google