sudah kulepaskan seluruh tubuhku, hanya untuk mengejar bayangan sendiri, yang selalu saja menyelinap di antara lipatan-lipatan waktu. tapi di sana selalu saja kutemukan tubuhku yang telanjang serupa cermin yang memantulkan keremangan lampu, tempat bayang-bayangku bersembunyi.
berikan aku sudut yang paling kelam, bisik bayang-bayang setiap kali menggeliat pada setiap erangan, seraya menyeretku untuk berdansa di atas lantai yang dingin, di mana aku selalu menelungkupkan wajahku, hanya untuk mencium sisa butir-butir keringatmu yang menguap bersama waktu yang begitu cepat, hingga aku hanya dapat mengecap rasa asin pada lidahku, yang tak sempat mengucap salam padamu, ketika kau menyeberang pada dini hari.
dan aku pun hanya
dapat terus menari bersama bayang-bayang, untuk mencari bentuk-bentuk
yang hilang sebagai sebuah ungkapan, tanpa pernah aku tahu kapan
semuanya akan berhenti di luar waktu
DPS 21 01 2015 - Ilustrasi : NA
DPS 21 01 2015 - Ilustrasi : NA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar