Mawar adalah aku, kelopakku semerah saga, batangku berduri, harumku semerbak mewangi : KUMPULAN PUISI NUNUNG NOOR EL NIEL
Jumat, 24 Juni 2016
NAPAS PUISI
aku ingin tetap bersamamu
menyusuri kelengangan
dengan napas puisi tak selesai ditulis
sekalipun hari terasa begitu jingga
dengan dada selalu terbuka
pada keikhlasan memberi dan menerima
seperti awal dan akhirnya
di mana kita saling menyapa
penuh kasih dan cinta melebihi segalanya
Denpasar 21 06 2016
MENGURAI BENANG YANG KUSUT
apakah aku harus terus mengurai
setiap benang yang kusut agar tak putus
hingga menjeratku sendiri
tanpa pernah kutahu lagi
di mana ujung dan pangkalnya
sudah kujalin rambutku, meskipun
di antara retakan-retakan cermin
meskipun bayanganku tak lagi sempurna
tapi masih ada yang utuh tersimpan
untuk kelak kupersembahkan
mungkin pada sebilah waktu
cahaya itu akan mengurapi
setiap kekhilafan
bukan hanya menjadi bayangan
tapi keinsyafan
dan aku akan tahu bagaimana
mengurai yang tak kusut
juga aku akan tahu
mana tak berujung dan berpangkal
dengan kerendahan sebuah hati
Denpasar 24 06 2016 - ilustrasi from google
SEROMBOTAN
mungkin aku tak perlu berkisah
menyajikan menu puputan
dari tanah kelungkung
penuh dibumbui napas tradisi
: "srombotan!" katamu
ketika kulihat kau menyiangi
daun-daun hijau
kacang-kacangan
dengan bahasa santan
kau taburkan di atasnya
selera pun tumbuh di atasnya
penuh spritualitas cinta
sebagai persembahan
di seluruh tanah para dewata
: "serombotan." kataku
tanpa pernah berhenti mengunyah
dan melahapnya sampai tandas
tanpa menyisakan kata yang tuntas
untuk memuja setiap rasa
bukan hanya sebagai berhala
tapi memang demikianlah adanya
Denpasar 13 06 2016
---------
Catatan:
Serombotan makanan khas Bali dari Klungkung.
ketika kulihat kau menyiangi
daun-daun hijau
kacang-kacangan
dengan bahasa santan
kau taburkan di atasnya
selera pun tumbuh di atasnya
penuh spritualitas cinta
sebagai persembahan
di seluruh tanah para dewata
: "serombotan." kataku
tanpa pernah berhenti mengunyah
dan melahapnya sampai tandas
tanpa menyisakan kata yang tuntas
untuk memuja setiap rasa
bukan hanya sebagai berhala
tapi memang demikianlah adanya
Denpasar 13 06 2016
---------
Catatan:
Serombotan makanan khas Bali dari Klungkung.
KELUNGKUNG TANAH LELUHUR
di sini di tanah para leluhur
napas para dewa tak berhenti berhembus
ke seluruh negeri menjaga tradisi
di sini, di tanah klungkung yang subur
kubur-kubur telah menjadi panji perlawanan
meskipun tubuh telah berkalang tanah
tapi ruh tak pernah mati
di sini, di tanah para leluhur
gamelan tak pernah berhenti ditabuhkan
dari seluruh banjar-banjar sebagai ikrar
di mana adat dan kesetiaan
selalu dipersembahkan dengan keikhlasan
di sini, di tanah kelungkung
akan selalu terdengar setiap pekikan
sebagai sabda para kesatria
di mana setiap jengkal tanah
untuk tetap dipertahankan
di sini di tanah leluhur
di sini di tanah kelungkung
ada sejarah yang diwariskan
tak akan pernah selesai dibaca
sampai pada akhir zaman
Denpasar 25 06 2016
Kamis, 23 Juni 2016
PUPUTAN KLUNGKUNG
di tanah moyang kami bediang
menyalakan dupa menabuhkan gamelan
memanggil seluruh roh para dewa
dengan doa berhembuskan mantra-mantra
hingga seluruh ruang dada penuh dengan bara
di mana kami harus berjaga-jaga
di sepanjang garis sejarah tanah leluhur
dan sejengkal pun kami tak pernah mundur
jika kami gugur di tanah leluhur
biarlah tulang dan darah kami jadi penyubur
agar anak dan cucu kami lebih makmur
tanpa menyesal jika nasi pun menjadi bubur
bli, mari angkat sarungmu, hunuskan kerismu
acungkan setinggi-tingginya di atas kepala
di mana harkat dan martabatmu
dipertaruhkan di bawah langit peradaban
"puputan! puputan! puputan!"
adalah pekikan ayam jantan di medan pertaruhan
bukan sekadar nasib yang diperjudikan
tapi hikayat yang akan dituliskan di batang lontar
dan dibaca seluruh anak-anak tradisi
bukan sekadar kesaksian tapi perbuatan
Denpasar, 06 06 2016
Rabu, 22 Juni 2016
BERSENDA WAKTU
berceritalah, katamu di antara sisa waktu
ketika siang belum juga selesai memanggang
apa yang harus terbilang dari setiap ungkapan
seperti biasanya, katamu tanpa awal atau akhir kisah
di mana semua peristiwa datang dan pergi
dapat menjelma apa saja tanpa perduli
tanpa seorang tokoh di dalamnya
maka aku pun menjelma perempuan
menggeliat dalam setiap bentuk dan lekukan
agar kau dapat menandai setiap rayuan
bukan semata sebagai kebinalan
kini kau dan aku pun tak lagi punya alasan
menggumuli setiap erangan sebagai pelampiasan
di jalan-jalan yang penuh kelengangan
untuk menyusun setiap daftar perselingkuhan
tersebab kita telah berdiri di luar waktu
untuk tak sekadar lagi menunggu-nunggu
apalagi untuk bersua dan bertemu
di mana kita selalu bersenda dan bercumbu
Denpasar 14 jun 2016 - ilustrasi from google
di mana semua peristiwa datang dan pergi
dapat menjelma apa saja tanpa perduli
tanpa seorang tokoh di dalamnya
maka aku pun menjelma perempuan
menggeliat dalam setiap bentuk dan lekukan
agar kau dapat menandai setiap rayuan
bukan semata sebagai kebinalan
kini kau dan aku pun tak lagi punya alasan
menggumuli setiap erangan sebagai pelampiasan
di jalan-jalan yang penuh kelengangan
untuk menyusun setiap daftar perselingkuhan
tersebab kita telah berdiri di luar waktu
untuk tak sekadar lagi menunggu-nunggu
apalagi untuk bersua dan bertemu
di mana kita selalu bersenda dan bercumbu
Denpasar 14 jun 2016 - ilustrasi from google
NUH
sudah kau ciptakan sebuah bahtera
dengan sebuah sabda untuk menyelimuti
dan membasuh seluruh permukaan bumi
ketika apa yang kau ciptakan berpaling
mengazab di atas angkara murka
empat puluh hari siang dan malam
dari pintu-pintu langit yang terbuka
hujan kutukan itu pun kau tumpahkan
menenggelamkan gunung-gunung
dan membiarkan bahteramu mengapung
menyusuri kehidupan baru
setelah kau melepas seekor merpati
yang kemudian tak kembali
kau pun membuka pintu-pintu bahtera
dan membiarkan mahluk berpasang-pasangan
yang haram dan tak haram
menyusuri kembali permukaan bumi
di bawah busur lengkung pelangi
Denpasar 19 06 2016
dari pintu-pintu langit yang terbuka
hujan kutukan itu pun kau tumpahkan
menenggelamkan gunung-gunung
dan membiarkan bahteramu mengapung
menyusuri kehidupan baru
setelah kau melepas seekor merpati
yang kemudian tak kembali
kau pun membuka pintu-pintu bahtera
dan membiarkan mahluk berpasang-pasangan
yang haram dan tak haram
menyusuri kembali permukaan bumi
di bawah busur lengkung pelangi
Denpasar 19 06 2016
Jumat, 03 Juni 2016
RAMBUT SAMA HITAM KULIT SAMA COKLAT
RAMBUT SAMA HITAM
KULIT SAMA COKLAT
rambut adalah mahkota, katamu
sudah kusisir lebih legam dari malam
tapi mengapa kau masih juga bertanya
apakah lebih panjang atau pendek
dan mengukur setiap helainya
jika setiap incinya seperti isi kepalamu
mengapa kau selalu menguliti
setiap lapisan kulit seperti
menguliti setiap lapisan pertanyaan
apakah lebih tipis dan lebih tebal
warna coklatnya seperti warna kulitmu
rambut boleh sama-sama hitam
kulit boleh sama-sama coklat
tapi aku tak ingin menjadi rasis
hanya untuk menjadi narsis
mengukur setiap perbedaan
untuk menjalin sebuah kebersamaan
Denpasar 31 05 2016 - ilustrasi : google-na
KULIT SAMA COKLAT
rambut adalah mahkota, katamu
sudah kusisir lebih legam dari malam
tapi mengapa kau masih juga bertanya
apakah lebih panjang atau pendek
dan mengukur setiap helainya
jika setiap incinya seperti isi kepalamu
mengapa kau selalu menguliti
setiap lapisan kulit seperti
menguliti setiap lapisan pertanyaan
apakah lebih tipis dan lebih tebal
warna coklatnya seperti warna kulitmu
rambut boleh sama-sama hitam
kulit boleh sama-sama coklat
tapi aku tak ingin menjadi rasis
hanya untuk menjadi narsis
mengukur setiap perbedaan
untuk menjalin sebuah kebersamaan
Denpasar 31 05 2016 - ilustrasi : google-na
Langganan:
Postingan (Atom)