Kamis, 23 Juni 2016

PUPUTAN KLUNGKUNG


di tanah moyang kami bediang
menyalakan dupa menabuhkan gamelan
memanggil seluruh roh para dewa
dengan doa berhembuskan mantra-mantra
hingga seluruh ruang dada penuh dengan bara
di mana kami harus berjaga-jaga
di sepanjang garis sejarah tanah leluhur
dan sejengkal pun kami tak pernah mundur

jika kami gugur di tanah leluhur
biarlah tulang dan darah kami jadi penyubur
agar anak dan cucu kami lebih makmur
tanpa menyesal jika nasi pun menjadi bubur
bli, mari angkat sarungmu, hunuskan kerismu
acungkan setinggi-tingginya di atas kepala
di mana harkat dan martabatmu
dipertaruhkan di bawah langit peradaban

"puputan! puputan! puputan!"
adalah pekikan ayam jantan di medan pertaruhan
bukan sekadar nasib yang diperjudikan
tapi hikayat yang akan dituliskan di batang lontar
dan dibaca seluruh anak-anak tradisi
bukan sekadar kesaksian tapi perbuatan


Denpasar, 06 06 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar