Senin, 09 Desember 2013

Gending

di dinding hatiku bukan sekedar aksara
yang kutorehkan
tapi sebuah mantera cinta
dan kini telah ditutup oleh kabut debu

di altar itu tak perlu lagi
aku meliukkan sebuah tarian purba
hanya untuk kisah rama dan sinta
tapi kugemakan gending rahasia
meskipun mungkin
tak ada yang mendengarnya

dan aku akan membiarkan bayu
tetap berhembus sepanjang musim,
meskipun tak juga sampai di lubuk hatimu
tanpa perlu juga aku menunggu

sebab aku tahu kau akan
merindukan wangi tubuhku
di pelaminan malam itu
dengan gairah yang memburu
di mana aku menghempasmu
dengan cumbu penuh rayu



Denpasar09122013

Petualang Mimpi

siapa yang berlayar begitu jauh
melewati palung tidurku
dan selalu mencumbuku dengan
rayuan pantai dengan hasrat tergerai

di sepanjang pesisir itu aku melihat
kau berdiri melipat-lipat ombak
dan membangun istana dari pasir
sedangkan lidah-lidah ombakmu
tak juga dapat meruntuhkan
tebing-tebing karang
bahkan kau tak dapat memahat
namamu di situ

kini laut telah menghanyutkanmu
begitu jauh dari pikiran
hanya perasaanmu kini terbawa arus
dari petualangan tersembunyi
di bawah permukaan air
di sana mungkin kau akan karam
dengan penyesalan yang panjang

kau pun baru menyadari, jika
kebebasan ternyata ada batasnya




Denpasar08122013

Cinta Tanpa Sayap



kisahmu adalah juga kisahku
terbang atau jatuh
dengan sayap atau tanpa sayap
di langit atau di bumi
cinta adalah sebuah misteri

tak ada yang perlu dimaafkan
dari ruang untuk saling berbagi
jika kau tak dapat menjamah sepiku
karena kau pun tak dapat
menjamah sepimu sendiri

dan kabut yang menyelimuti tubuhku
biarlah menjadi pembalut sepiku
kelak kabut itu pun akan berlalu
dan cahaya matahari kembali menyiangi
seluruh langkah-langkahku

maka cumbuilah tuhanmu
dengan sepenuh keyakinanmu
dia akan memberi



Denpasar09122013

Jumat, 06 Desember 2013

Sisa-Sisa Bayangan



siapa yang telah menyapaku
di bawah teriknya matahari
apakah kau ingin menyejukkanku
dari kesemuan waktu

hembuskanlah seluruh hasratku
meskipun mungkin kau
hanya sebagai bayangan semu
hingga kau dan aku menyatu
di dalam ruang dan waktu

sudah terlalu lama aku terpanggang
oleh kesepian yang meradang
maka kini pagutlah aku
dengan seluruh aksaramu
agar jiwaku bangkit

dan dapat mengulum rindu
meskipun aku akan terbakar oleh nalurimu
agar aku dapat menggeliatkan sisa-sisa bayanganku




Denpasar07122013- ilustrasi : google


Senin, 02 Desember 2013

LELAKI DI SELANGKANGAN MALAM


lelaki itu menjerang matahari
membakar cahaya
memanjangkan bayangan
pada setiap langkahnya

tubuhnya tegap, dadanya bidang,
otot-otonya menggumpal
berkilau seperti tembaga
tatapannya tajam dan jauh
melewati batas-batas petualangan

: ke barat!
suaranya berat dan dalam

lelaki itu mengangkat dagunya
penuh keangkuhan
jari-jarinya yang kukuh
mulai mencengkram setiap impian
dengan rambutnya yang terurai

tapi di selangkangan malam
lelaki itu tersesat dan terjaga
ketika ia menemukan dirinya
di samping seorang wanita
menggunting malam
pada setiap ujung rambutnya

lelaki itu pun terkapar
dalam diam



Denpasar03122013 - ilustrasi : google

LURUH

LURUH



kini kerinduan itu berpendar pada cahaya
aku dapat melihat bayangmu di sana
menghampiri dan menyapaku
dengan seulas senyuman yang menyejukkan

dan aku menyambut uluran tanganmu
aku hanya dapat berbisik padamu
: genggamlah

kau menggenggam penuh kehangatan
yang menjalar ke seluruh tubuhku
dan aku pasrah merebahkan kepalaku
pada bidang dada malammu

di situ aku merasa nyaman dan damai
aku ingin memejamkan mataku
dan aku tak ingin terjaga
sebelum semuanya menjadi nyata adanya...



Denpasar02122013 –ilustrasi : google

TELAGA




mengapa harus ada genangan yang kau ciptakan
hingga aku harus berkubang di dalamnya
di mana seluruh tubuhku tenggelam
dalam ketidakpastian di antara impian dan kenyataan

mengapa kau tak melihat waktu yang terentang
dan kau abaikan hingga jalan kita tempuh
ditumbuhi dengan duri hingga setiap langkahku
tersayat hanya oleh kabut tebal di matamu

mengapa kau tak pernah bisa menuntunku
hingga aku dapat menyeberangi kerinduan
tanpa sedikit pun penyesalan di dalam dadaku
tapi sebaliknya tuba juga yang tuangkan

mengapa kau selalu membuat sebuah pertanyaan
yang menyudutkanku, bukan dengan napas puisimu
hingga rongga dadaku dapat terbuka lapang,
meskipun aku berada dalam kepengapan

sudah kau dengar seluruh kisahku, tapi mengapa
kau masih mentulikan telingamu dari
keangkuhanmu, hingga kau tak mendengar
setiap bisikkanku, jika aku selalu menyebut namamu

kini aku hanya dapat menunggu terlepas
dari semua kealpaanmu, meskipun aku harus
membayar dengan keikhlasan yang penuh
digenangi keperihan yang mengalir dari sudut mataku

biarlah kini aku menjelma sumber airmata
yang menciptakan sebuah telaga di mana kau
dapat membasuh dirimu, karena hanya itu
yang dapat kupersembahkan untukmu




Dps 02122014 – ilustrasi : google & dimodifikasi