Senin, 14 Juli 2014

GAUN MALAM

GAUN MALAM

sudah kukenakan gaun yang terbaik
dengan renda-renda malam
berkancing bulan bermanik bintang ...
dan kau ingin bermimpi di balik gaunku
tapi ternyata kau mencabiknya

kini kau tahu aku terluka, tergores
oleh setiap bisikan-bisikanmu
hingga cahaya bulan dan bintang meredup
dan malam semakin bertambah sunyi
karena setiap kata seperti fatamorgana

setiap makna kini kudengar seperti gema
yang memantul pada diriku sendiri
hingga aku harus terus bercermin untuk
memoles bibirku dengan lipstik,
memupur wajahku dengan bedak,
menggaris lengkung alis mataku
juga menyisir anak-anak rambutku yang masai

berulangkali aku melakukan hal itu
tapi selalu saja tak kutemukan sosok tubuhku
di antara gaun yang tercabik, meskipun
aku telah mencoba menyulam kembali semua
dengan limpahan airmata sebagai pembasuh rasa
yang mulai memudar di atas namamu
tanpa pernah sedikit pun berniat menghapusnya
tetapi itulah kenyataanya yang mungkin
aku dan kau pun tak menginginkannya

 

Denpasar 09072014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar