Mawar adalah aku, kelopakku semerah saga, batangku berduri, harumku semerbak mewangi : KUMPULAN PUISI NUNUNG NOOR EL NIEL
Kamis, 27 November 2014
Selasa, 25 November 2014
KISAS
cambuklah kulit punggungku
lepuhkan setiap pori-pori kulitnya
jadikan serpihan-serpihan daging
tumpahkan darah hitam dari lukanya
biarkan membusuk, biarkan menjadi nanah
aku tidak mengerang, tidak memekik
tapi jangan kau cambuk diriku
dengan menyebutku sebagai pezinah
padahal seluruh kehormatanku
telah dizinahi sebagai seorang perempuan
mereka menyeret ke dalam sebuah ruang
tempat merayu dan memaksaku
menghadapi kesaksian-kesaksian palsu
yang mereka nikmati di atas tubuhku
sedangkan aku hanya dapat
bersaksi bagi diriku sendiri
seribu cambuk tak akan membuatku pedih
tak akan pernah membuatku melolong ampun
tapi fitnah itu lebih tajam dari sebatang rotan
sebagai seorang perempuan,
kini tidak lagi dapat membuat diriku memahami
sebuah pengakuan di atas kebenaran
kecuali aku hanya dapat meyakininya
dengan setiap tetes airmata
yang mungkin tak akan pernah behenti mengalir
dari liang penyesalan jika aku telah dilahirkan
dengan kodrat sebagai perempuan
DPS 261112014 - ilustrasi : google
KUMPARAN WAKTU
mereka menyebut namaku pada pusaran air
sebab waktu katanya tak mengalir
maka aku hanya dapat menyembur
menghujat setiap hasrat yang tersumbat
mereka pun kuyup dan hanyut
bersimbah keluh yang luluh
tapi mereka masih saja terus berkayuh
meski mereka telah hanyut seperti sabut
dan ketika aku surut mereka terkejut
dengan wajah yang kusut
sebab ternyata mereka telah luput
dan hanya menggantang kabut
maka aku mencair dan mengalir
menyibak segala arus dan menggerus
menyetubuhi apa yang mereka sangsikan
sebagai bualan seorang perempuan
di atas gelombang pasang dan surut
aku menjadi hamparan laut tak terbatas
dengan kisahku seperti tubuhku bergelombang
oleh rayuan dan napas tertahan
di sana, pada hamparan luas dan biru
aku berulangkali terlahir, meskipun
hanya dalam kumparan-kumparan waktu
tak pernah berujung oleh gairah memburu
Denpasar 2111 2014 – ilustrasi : google
Senin, 17 November 2014
TUBUH YANG TERURAI
hanya laut tempatku menyimpan gelora
pada arus gairahku membuncah
lidah-lidah ombak mengulum rasa garam
tubuhku melintasi samudra kesunyian
berlabuh atau karam berulang-ulang
tak usah bertanya aku menjelma apa
mungkin menjelma apa saja
tapi aku telah ikan merenangi kerinduan
jauh sampai di lubuk palung terdalam
dari sebuah ruang keabadian
hanya laut yang dapat menerjemahkan
seluruh rahasiaku dari semua pantai
di mana aku menguraikan tubuhku
tempat angin menghembuskan risau
dalam desah dan kisah yang parau
tubuhku laut terbuka para petualang
menyeberangi keputusasaan
tempat mendulang kehampaan
menjadi cumbuan perjanjian
untuk dihempaskan berulang-ulang
sebelum kandas di tepi-tepi erangan
pada napas keperempuananku
Denpasar 17112014 – ilustrasi : google
Minggu, 09 November 2014
SEBIJAK SAJAK
selalu saja aku mencium bau laut
seperti kenangan yang tak pernah luput
selalu saja aku ingin berdiri di sana
menatap jauh ke balik cakrawala
peristiwa demi peristiwa
membuat peta lama tanpa jeda
di antara tangis dan tertawa
di mana dia selalu ada
membawa kisah-kisah lama
membuatku selalu terlena
tapi setiapkali aku terjaga
jika waktu telah pasang dan surut
dan semua cerita telah hanyut
tinggal kabut di pelupuk mata
kini aku memungut setiap makna
di atas hamparan pasir yang tersisa
dan lidah-lidah ombak
untuk menulismu dalam setiap sajak
( meskipun sajak-sajakku
tak sebijak-bijakmu meninggalkan jejak... )
seperti kenangan yang tak pernah luput
selalu saja aku ingin berdiri di sana
menatap jauh ke balik cakrawala
peristiwa demi peristiwa
membuat peta lama tanpa jeda
di antara tangis dan tertawa
di mana dia selalu ada
membawa kisah-kisah lama
membuatku selalu terlena
tapi setiapkali aku terjaga
jika waktu telah pasang dan surut
dan semua cerita telah hanyut
tinggal kabut di pelupuk mata
kini aku memungut setiap makna
di atas hamparan pasir yang tersisa
dan lidah-lidah ombak
untuk menulismu dalam setiap sajak
( meskipun sajak-sajakku
tak sebijak-bijakmu meninggalkan jejak... )
Denpasar 10112014 - ilustrasi : google
DINDING SENJA
kemarin kau ingin menghisap senja
tapi jatuh di depan rumah
hanya menyisakan bilur-bilur di wajah
tanpa pernah kau tahu jika seluruh udara senja
telah membalut seluruh perjalananmu
dan kau hanya bisa kembali
ke dalam rumah
bukan sebagai seorang lelaki
yang dapat menyalakan lampu-lampu
di setiap sudut ruangan
kecuali meninggalkan kemuraman
pada dinding-dinding waktu
yang tak pernah lagi kau laburkan
di mana tempat kita berdiam
untuk menyiangi kembali setiap harapan
DPS 06NOV2014
Selasa, 04 November 2014
RUANG DADA
ada ruang tempat segala debar didenyutkan
begitu rahasia dan tersembunyi,
ada gairah yang selalu membuncah
di celah kesuburan bukit-bukit menjulang
di mana puncak puting kehidupan
tempat segala dahaga keturunan
dihisap dan dialirkan oleh kemurnian
ruang dada adalah sebuah ruang yang terbuka
tempat segala rasa dituangkan dan dicurahkan
sebagai ketentraman dan kedamaian direbahkan
dan didekapkan dengan penuh keikhlasan
tempat rindu disemayamkan dari napas cinta
dari ruang waktu yang tak terhingga
di ruang dada selalu ada cerita
dari setiap peristiwa suka dan duka
di antara tangis dan tawa
di mana semuanya berawal dan berakhir
dengan atau tanpa sebuah jeda
Denpasar 04112014 - ilustrasi : na
MENYIBAK
biarkan aku melukis dengan imajinasiku
tentang dirimu
yang bersemayam di balik kabut
sekali waktu aku akan menyibak
seluruh rahasia di balik kelaminmu
DPS 31102014
tentang dirimu
yang bersemayam di balik kabut
sekali waktu aku akan menyibak
seluruh rahasia di balik kelaminmu
DPS 31102014
MANGGA PETANG
mengupas petang hari pada sebutir mangga
aku mengulum keranumannya
serasa mengupas hari-hari yang manis
kini tinggal hanya bijinya yang tersisa di atas meja
apakah akan tumbuh di sana
hingga dapat merimbunkan
manisnya kehidupan dari setiap buahnya
: untuk dikupas tanpa batas
DPS 01112014
Langganan:
Postingan (Atom)