seharusnya kau masih dapat melihatku
pada setiap sapuan aksara
di mana aku melukiskan seluruh tanda
ketika mencabik seluruh permukaan kanvas
bagaimana kau dapat menyandarkan punggung
ketika seluruh beban kata tak memberi makna
padahal kau tahu setiap garis telah membentuk
lekukan-lekukan yang patah dari imajinasi yang tumpah
di mana warna bukan lagi sebuah pertanyaan
masih haruskah aku mengarsir seluruh wajah
sehingga parasku dapat dicumbui kegelisahanmu
sebagai sebuah pelampiasan karena keraguan
dan ketidak percayaan terhadap kemurnian kasih
setelah kutumpahkan dalam setiap pertemuan
Jika demikian, biarkanlah kanvas itu kosong
sehingga di balik kekosongan itu
kau dapat melihat keabadian tanpa titik
di mana kita harus berakhir atau berawal
tanpa sebuah pilihan batas ruang untuk menyatu
pada setiap sapuan aksara
di mana aku melukiskan seluruh tanda
ketika mencabik seluruh permukaan kanvas
bagaimana kau dapat menyandarkan punggung
ketika seluruh beban kata tak memberi makna
padahal kau tahu setiap garis telah membentuk
lekukan-lekukan yang patah dari imajinasi yang tumpah
di mana warna bukan lagi sebuah pertanyaan
masih haruskah aku mengarsir seluruh wajah
sehingga parasku dapat dicumbui kegelisahanmu
sebagai sebuah pelampiasan karena keraguan
dan ketidak percayaan terhadap kemurnian kasih
setelah kutumpahkan dalam setiap pertemuan
Jika demikian, biarkanlah kanvas itu kosong
sehingga di balik kekosongan itu
kau dapat melihat keabadian tanpa titik
di mana kita harus berakhir atau berawal
tanpa sebuah pilihan batas ruang untuk menyatu
DPS 28 03 2015 - ilustrasi : google
Tidak ada komentar:
Posting Komentar