Kamis, 09 Juli 2015

MENGERJAB


sekali waktu aku ingin pulang melintasi cahaya
meskipun hanya lewat bayangan-bayangan
di sana aku mencoba berpendar, melukiskan
seluruh rasa cinta yang masih kumiliki
tetapi selalu saja merasa terbakar ketidakpastian


aku pun terengut dan menafikan setiap keyakinan
ketika pusaran angin menerpa dari perbukitan
di sana aku berdiri dengan gamang
dengan menadahkan kepala ke langit
mencari bintang rasi sebagai penunjuk jalan pulang

tapi di sana hanya ada cadar awan hitam
menyimpan badai dan topan, bukan harapan
dan aku pun menjadi penghujat setiap kealpaan
ketika doa-doa tak dapat lagi dirapalkan
tak dapat menampung semua pujian

maka aku memilih bersekutu dengan kesetiaan
untuk tetap menunggu di luar waktu
meskipun kelak hanya menjadi sebutir debu
dihembuskan angin di pelupuk mata
dengan mengerjab-ngerjabkannya
sebagai sebuah tanda percaya dan tak percaya



DPS 09 07 2015 - ilustrasi : google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar