Mawar adalah aku, kelopakku semerah saga, batangku berduri, harumku semerbak mewangi : KUMPULAN PUISI NUNUNG NOOR EL NIEL
Kamis, 20 Maret 2014
MEMBALIK TELAPAK TANGAN
jika tanganku terbuka,
bukan karena aku ingin meminta
tapi bacalah rajah di tanganku
sebagai peta perjalanan
di mana aku selalu melangkah
dengan penuh kepastian
jika tanganku tertutup,
bukan aku tak ingin memberi
tapi di tanganku telah tergenggam
seluruh keyakinanku
jangan pernah kau merebutnya
karena kau hanya mendapatkan sebuah batu
jika kau hanya memahamiku hitam atau putih
jangan pernah membalik telapak tanganku
sebab telapak tanganku adalah telapak angin
yang sewaktu-waktu dapat menghembuskan
pusaran badai topan dan dapat melontarkanmu
ke dalam liang kenistaan yang tak terbatas
Denpasar 16032014
MALAM bASAH
saat ini malam menghisapku
melemparku ke dalam erangan yang tajam
membuat setiap pekikan tersayat
hingga ke puncak hasrat
menguraikan seluruh resah yang basah
aku pun tergenang dan mengambang
: hanyut...
Denpasar14032014
melemparku ke dalam erangan yang tajam
membuat setiap pekikan tersayat
hingga ke puncak hasrat
menguraikan seluruh resah yang basah
aku pun tergenang dan mengambang
: hanyut...
Denpasar14032014
MEREGUK
ada yang tidak terpisahkan antara kau dan aku
ketika kita mereguk seluruh impian
di antara dunia maya dan dunia nyata tidak ada bedanya
di sana kita selalu bersatu
tak ada yang dapat menggantikan kau dan aku
dan tak ada yang dapat merebutmu dari rentang waktu
dari keyakinan yang telah kita bangun bersama
di mana napas puisi kita selalu kita hembuskan bersama
dengan penuh gairah dan erangan
dari rasa sakit dan bahagia
menjadi satu ikatan yang tak dapat diretaskan
dan tak ada tempat bagi para pencundang
menuangkan cuka di dalam cawan kita
untuk mereguk sebuah kemenangan
Dps13032014
Senja di Tubuhku
di dada senja kubaringkan tubuhku
menyusuri setiap lekuk warna jingga
menyemburatkan hasrat menggairahkan
sebelum malam mengatupkan kelopaknya
hingga aku terkapar di puncak-puncak impian
di sana setelah pergumulan panjang
dari setiap helaan napas yang tersisa
kini tinngal keikhlasan yang terselip
dengan seulas senyuman
; karena aku telah sampai di ujung ketiadaan
untuk memahami keberadaan diriku sendiri
Denpasar12042014
Selasa, 11 Maret 2014
Jemari Waktu
jemari waktu merangkum dalam hening
senja
dan ranting ranting pohon tertunduk sunyi
terbaca syahdu dari untaian mega kelabu
menanti malam hadir bersama hangatmu
dan ranting ranting pohon tertunduk sunyi
terbaca syahdu dari untaian mega kelabu
menanti malam hadir bersama hangatmu
hari adalah mesin hitung
penuh dengan angka-angka
penuh dengan angka-angka
yang kita tahu
sementara kita tetap melaju
mengarung nasib
yang sudah tak lagi tertib
mengukir indah dalam hampar pasir pantai
yang sebenarnya kita sadar
bahwa itu akan segera terurai
semua terpaku pada jejak yang retak
yang sekuat tenaga kita jadikan abadi
dan tak pernah tahu apa yang sebenarnya kita cari …
Denpasar11032013
YANG TERSISA
sudah kuletakan semua di atas tanah yang basah
di antara hamparan tetesan airmata
karena tak ada lagi yang dapat kupersembahkan
selain kepasrahan dan keikhlasan
karena hanya itu yang tersisa dari milikku
biarlah aku harus melangkah dengan gamang
menyusuri jejak langkahmu yang semakin menjauh
tapi aku tak menyerah dan menyeret tubuhku
untuk terus menggapai bayang-bayangmu
yang mulai mengabur di pelupuk mata
hingga aku tersungkur di hadapamu
sebab aku tahu, kau tidak pernah meninggalkanku
dan kepergianmu hanyalah putaran waktu
sedangkan aku adalah jarum jam yang berjalan
mengitari seluruh kerinduan di dalam ruang
di mana kita pernah bersama, mengisi
setiap sisi-sisi yang kosong dengan bisikan dan rayuan
seperti doa yang kita manterakan penuh keyakinan
di antara hamparan tetesan airmata
karena tak ada lagi yang dapat kupersembahkan
selain kepasrahan dan keikhlasan
karena hanya itu yang tersisa dari milikku
biarlah aku harus melangkah dengan gamang
menyusuri jejak langkahmu yang semakin menjauh
tapi aku tak menyerah dan menyeret tubuhku
untuk terus menggapai bayang-bayangmu
yang mulai mengabur di pelupuk mata
hingga aku tersungkur di hadapamu
sebab aku tahu, kau tidak pernah meninggalkanku
dan kepergianmu hanyalah putaran waktu
sedangkan aku adalah jarum jam yang berjalan
mengitari seluruh kerinduan di dalam ruang
di mana kita pernah bersama, mengisi
setiap sisi-sisi yang kosong dengan bisikan dan rayuan
seperti doa yang kita manterakan penuh keyakinan
Denpasar 11032014 – ilustrasi : google
Senin, 10 Maret 2014
SAPUTLAH
batang-batang padi meliuk ,menari
bernada angin dan gemericik air
mendendangkan lagu rindu
untukku dan untuk kita
sepasang indah matamu
pada wajah yang penuhi ingatanku
menyaksikan di batas siang
lsepaerti angsa yang berdansa cinta
merasakan desah nafas dalam renjana
seperti masih kurasakan
sapuan napasmu di wajahku
merasuk di rongga dada
membasuh sekeping hati
yang gersang rindukan belaianmu
sejenak kupejamkan mata
agar rautmu menjelma lukisan wajah
menuntun jemariku mengguratnya
di ruang hati paling abadi…
bernada angin dan gemericik air
mendendangkan lagu rindu
untukku dan untuk kita
sepasang indah matamu
pada wajah yang penuhi ingatanku
menyaksikan di batas siang
lsepaerti angsa yang berdansa cinta
merasakan desah nafas dalam renjana
seperti masih kurasakan
sapuan napasmu di wajahku
merasuk di rongga dada
membasuh sekeping hati
yang gersang rindukan belaianmu
sejenak kupejamkan mata
agar rautmu menjelma lukisan wajah
menuntun jemariku mengguratnya
di ruang hati paling abadi…
Denpasar10032014- ilustrasi : google
Langganan:
Postingan (Atom)