sudah kuletakan semua di atas tanah yang basah
di antara hamparan tetesan airmata
karena tak ada lagi yang dapat kupersembahkan
selain kepasrahan dan keikhlasan
karena hanya itu yang tersisa dari milikku
biarlah aku harus melangkah dengan gamang
menyusuri jejak langkahmu yang semakin menjauh
tapi aku tak menyerah dan menyeret tubuhku
untuk terus menggapai bayang-bayangmu
yang mulai mengabur di pelupuk mata
hingga aku tersungkur di hadapamu
sebab aku tahu, kau tidak pernah meninggalkanku
dan kepergianmu hanyalah putaran waktu
sedangkan aku adalah jarum jam yang berjalan
mengitari seluruh kerinduan di dalam ruang
di mana kita pernah bersama, mengisi
setiap sisi-sisi yang kosong dengan bisikan dan rayuan
seperti doa yang kita manterakan penuh keyakinan
di antara hamparan tetesan airmata
karena tak ada lagi yang dapat kupersembahkan
selain kepasrahan dan keikhlasan
karena hanya itu yang tersisa dari milikku
biarlah aku harus melangkah dengan gamang
menyusuri jejak langkahmu yang semakin menjauh
tapi aku tak menyerah dan menyeret tubuhku
untuk terus menggapai bayang-bayangmu
yang mulai mengabur di pelupuk mata
hingga aku tersungkur di hadapamu
sebab aku tahu, kau tidak pernah meninggalkanku
dan kepergianmu hanyalah putaran waktu
sedangkan aku adalah jarum jam yang berjalan
mengitari seluruh kerinduan di dalam ruang
di mana kita pernah bersama, mengisi
setiap sisi-sisi yang kosong dengan bisikan dan rayuan
seperti doa yang kita manterakan penuh keyakinan
Denpasar 11032014 – ilustrasi : google
Tidak ada komentar:
Posting Komentar