Selasa, 14 April 2015

AKSARA DI ATAS DEBU


di pucukpucuk kemarau ada yang meranggas
tak dapat diteduhkan oleh musim yang melintasi waktu
angin kering yang berhembus dari delapan penjuru
seperti membawanya ke daerah-daerah tak bertuan
di sana mencoba menanam setangkai bunga
dan melepas burung-burung dari sakunya


tapi kemarau telah menghisap seluruh dataran
hingga permukaannya hanya membentangkan kesunyian
yang dipantulkan deru angin ke seluruh dinding waktu
kelopak-kelopak bunga membatu, sayap-sayap burung terbakar
meskipun doa-doa telah dirapalkan serupa mantra
di setiap pintu-pintu pura diasapkan dengan dupa

dan bayangan yang memanjang sepanjang hari
tak dapat membalut setiap ranting yang merapuh
dipatahkan angin sebelum usai percakapan tentang musim
kecuali sebagai ujung tangkai untuk menuliskan setiap aksara
meskipun mungkin hanya di atas debu
tanpa harus terbaca oleh waktu yang berlalu


DPS 22 04 2015 ilustrasi : google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar