Kamis, 09 April 2015

PEMINTAL


selalu saja kau memancing di air yang keruh
menggantang asap pada setiap kesempatan
tapi kau selalu saja mengangkat dagu
membusungkan dada dan pergi tanpa punggung
padahal kau tahu ada saatnya langkah berhenti
pada sebuah jejak yang mungkin tak kau kenali


kadang kau mencoba bertahan dan berbagi kisah
tentang sebuah lubang jarum yang ujungnya
telah menusukmu berulang-ulang di sebuah ruang yang sama
untuk tidak melepas sebutir pun airmata
meskipun kau pahami sebagai seorang perempuan
ada kodrat yang tak dapat ditambal dan disulam

"hidup hanya sebuah asesoris", katamu ketika kau menyadari
tak ada lagi sisa waktu untuk dipintal meskipun
hanya untuk menandaskan secangkir kopi di sebuah ruang tunggu
untuk memahami setiap ampas kehidupan yang telah melekat
di sekujur tubuhmu seperti sebuah rajah tangan
padahal kau tahu di situ awal dan akhir sebuah peta
di sana sebenarnya kau telah berada




DPS 08 03 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar