apakah kau yang telah menggarami laut
dan menambatkan perahu di teluk
setelah melepas para pengungsi
di sela-sela dada ombak yang membusung
di mana gairah hidup dipertahankan
lihatlah para lelaki dan perempuan menggelepar
di atas palka tanpa nakoda dan mata angin
di antara terjangan kecemasan dan harapan
hanya untuk memunggungi tanah kelahiran
karena tak dapat lagi memikul beban persaudaraan
apakah kau yang telah menggarami laut
hanya untuk mengasinkan rasa kasih dan cinta
dari setiap kuluman untuk mengucapkan kebenaran
setiap kepercayaan sebagai sebuah keyakinan
di permukaan dada laut yang selalu terbuka
seperti berabad-abad yang lalu, anak-anak perahu
melintasi buih-buih peradaban hanya untuk mencari
tanah perjanjian yang hilang di mana napas kemanusiaan
dihembuskan dari palung-palung kealpaan
tempat tiang garam selalu ditegakan sebagai penyesalan
atau mungkin dalam bisikan doa pengampunan
DPS 25 05 2015 - ilustrasi : google
di atas palka tanpa nakoda dan mata angin
di antara terjangan kecemasan dan harapan
hanya untuk memunggungi tanah kelahiran
karena tak dapat lagi memikul beban persaudaraan
apakah kau yang telah menggarami laut
hanya untuk mengasinkan rasa kasih dan cinta
dari setiap kuluman untuk mengucapkan kebenaran
setiap kepercayaan sebagai sebuah keyakinan
di permukaan dada laut yang selalu terbuka
seperti berabad-abad yang lalu, anak-anak perahu
melintasi buih-buih peradaban hanya untuk mencari
tanah perjanjian yang hilang di mana napas kemanusiaan
dihembuskan dari palung-palung kealpaan
tempat tiang garam selalu ditegakan sebagai penyesalan
atau mungkin dalam bisikan doa pengampunan
DPS 25 05 2015 - ilustrasi : google
Tidak ada komentar:
Posting Komentar