Kamis, 19 Mei 2016

CEPAT SAJI

kau seperti sayur asem
di bawah matahari terik
kunikmati dengan ikan asin
dicolek dengan sambal terasi
dengan nasi putih mengepul


tapi kau masih bertanya juga tentang jengkol
tumis kangkung dan pete
untuk disajikan pada hari-hari berikutnya
seperti menyajikan mimpi di warung tegal

kau pun berkisah tukang gado-gado
mengulek pinggulnya di ujung gang
sambil mendengarkan irama dangdut
dari getjet kreditan yang tertunggak

hidup seperti asinan, kataku
dan kau memelet-meletkan lidah
dengan hidung meler dan mata berair
bukan karena tangisan tapi panasnya cabe rawit
di rongga mulut mengepulkan desah
berkepanjangan karena napsu yang terbakar

akhirnya kau memilih menu cepat saji
seperti cinta di rumah bordil
keluar pada malam hari dengan selangkangan terbuka
tentang mimpi buruk raja singa

padahal kau inginkan tato kelinci
di lengan sebelah kanan
dengan lipatan-lipatan otot lelaki
tapi kau lupa jika dadamu
penuh tulang rusuk yang kering
seperti papan penggilesan
karena hidup yang pas-pasan

sebab hidup tak lagi punya pilihan
juga tak punya harapan
kecuali petualangan
di gang-gang kampung
di pusat kota sebagai pecundang



DPS 07 04 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar