Senin, 18 Agustus 2014

Dada Pagi yang Terbuka


seperti pagi yang membuka diri
dengan cahayanya yang hangat
kubuka dadaku untuk menyapamu
untuk kau hirup sehangat kopi
dan kepulan asap rokok yang membumbung
dengan imaji yang melambung

hingga hari-hari yang kulalui
penuh dengan gairah langkah
bersama hembusan napasmu
tempat aku selalu bertumpu
melepaskan seluruh kerinduanku

 

DPS 13 AUG 2014

Kamis, 14 Agustus 2014

MENGATUP


kaukah perempuan yang kehilangan puisi
mati suri dalam kesunyian
meminta dengan wajah pucat pasi
meradangkan keputusasaan
merindukan bayangan semu
dalam petualangan mayamu

apa yang kau rasa
tak sama dengan yang kurasa
cinta itu suci dan indah
tapi bukan lahir dari kealpaan
yang merajam sebuah kesetiaan
dari nilai keikhlasan

janganlah seperti wanita jablai
menulis puisi dibelai-belai
panas hati menjadi kusut masai
aku bukan pujangga cinta
bukan pula pangeran cinta
aku hanya bayangan
yang kemudian lenyap

tak usah lagi berkisah
tentang rembulan atau bintang
tak ada lagi malam atau pun siang
tak ada lagi ruang percakapan
seluruhnya sudah runtuh
untuk tidak lagi melakukan penghianatan

bibir sudah mengatup rapat
semua sudah berakhir. tak ada lagi
kenangan yang dapat kau ukir
dan jangan lagi kau tanyakan
awal dan akhir sebuah pertemuan

 
Denpasar /LSK JUNI 2014

TAK TERLUNASI



ada selembar tiket yang tak pernah sampai
dari sebuah penerbangan masa lalu
tempat mendaratkan semua keniscayaan
ketika navigasi tak juga menunjukkan arah
di mana sebuah bandara menghapuskan
seluruh landasan untuk datang dan pergi

selembar tiket itu pun melayang di atas meja
terbakar hangus oleh sebuah perjanjian yang tertunda
tak ada lagi tempat transit untuk menyapa
dan bertemu kekasih di ujung sebuah apron
kecuali menyimpan semua ke dalam bagasi

di dalam kabin hanya mata yang dapat dipejamkan
di luar jendela gumpalan-gumpalan awan putih
impian pun melayang di atas 30.000 kaki dari permukaan bumi
dan seorang pramugari memberi bahasa isyarat
melepaskan diri dari ikatan darurat, bukan cinta yang sekarat
dengan safety belt sebagai pengikat kerinduan yang menjerat

selembar tiket di atas meja. tergeletak. tak terlunasi
menerbangkan seluruh impian yang tersisa

 
Denpasar 07082014 -lustrasi : google

Rabu, 13 Agustus 2014

BUKAN FATAMORGANA




tak ada lagi yang tersisa. juga bau tubuhku
ketika kurentangkan di atas ranjang
kau menjarah seluruh kesetiaan
hingga pada sengal napas terakhir
ketika aku membisikan namamu
sebagai pengaminan sebuah doa

tapi entah kenapa, selalu saja ada yang tersisa
dan sulit untuk diucapkan ketika berada di ujung lidah
hingga terasa bersemayam di relung dada
tentang sebuah perselingkuhan bukan sebagai kealpaan
tetapi kesetiaan untuk mencintai

aku selalu mengihitung tahun-tahun yang basah
membuat kita kuyup di sepanjang jalan
tahun-tahun yang meranggas membuat kita serasa sesak napas
dan apa yang kita telah miliki teretas

kini hanya ada satu jalan setapak yang kita lintasi
menuju sebuah titik cahaya untuk saling percaya
jika itu semua adalah milik kita, tempat di mana
tidak dapat lagi menunda kecuali meraihnya
bukan sebagai sebuah fatamorgana
tetapi untuk kita bersanding bersama selamanya

 
 
DPS 05082014 - ilustrasi : google

DI BALIK PINTU WAKTU

aku tidak tahu, ini pagi atau sudah siang
waktu yang ku-sms dan in-box
tidak memberikan sebuah balasan
mungkin kau masih berada di balik impian
menggerayangi sisa-sisa waktu

aku tidak tahu kapan kau terjaga
menyiangi matahari membuat mimpimu lebih nyata
di mana kita seringkali bersulang, menuangkan
bukan hanya sekedar menjadi kenangan
tapi menjadi bagian dari setiap langkah
dari setiap pergumulan yang kita lalui bersama

aku tidak tahu, apakah kita harus selalu berada
di antara tidur dan jaga, mengulum seluruh kisah
hampir sama sekali tanpa ruang jeda
hingga napas kita menyatu sepenuhnya
dalam setiap hembusan-hembusan tanpa akhir
dengan desahan yang sama dari
sebuah ruang tertutup di mana kau selalu bertanya

: apakah pintu sudah kau kunci....
(aku hanya dapat tersenyum malu di baliknya.... )

 


Denpasar 02082014

KERANG RINDU




hanya laut yang menyajikan garam
dan ombak adalah kegelisahan
dan aku tak pernah tahu sampai kapan
seluruhnya berhenti berderai
apakah juga tentang lelaki lautku
yang membuatku terdampar pada kerinduan

sering aku berdiri di sana, menata kenangan
tapi juga aku harus beranjak meninggalkannya
dan jejak-jejakku di sepanjang pantai
akan terhapus oleh air pasang
hingga tak kutemukan lagi keesokan hari

kadang aku ingin menjadi seekor kerang
membawa rumah impianku ke mana saja
mungkin hingga ke palung laut terdalam
hingga aku dapat menyelami jiwaku
tetapi juga aku tak ingin terdampar
di sepanjang pesisir pantai
dan hanya meninggalkan serpihan cangkang

maka biarkan aku tetap berumah
di dalam hatiku sendiri
di sanalah tempatku yang paling damai
tempatku bercengkrama
tentang diriku yang sesungguhnya
tanpa seorang pun tahu

 
Denpasar 31072014 - Ilustrasi : google

BATAS PANDANG




bagaimana kau dapat menduga-duga
dia masih hidup atau mati, sekedar
tak ingin kau ziarahi dengan membaca
seluruh kronologi dari sebuah masa lalu
sebagai kenangan dan sejarah yang dilalui
di atas kepedihannya, di mana cerobong-cerobong luka
menganga, hanya untuk mengasapkan masa depan
dalam sebuah pertanda dari sebuah zaman

masih juga kau ungkapkan sebagai sebuah impian
bukan sebagai sebuah kenyataan
bukan pula karena ia mencintai sebuah tempat
di antara gugusan pulau-pulau di permukaan laut
yang membentangkan tradisi ombak di seluruh pantainya
tapi di sana ada jejak peradaban moyangnya

seperti wahyu pada aliran anak-anak sungai
yang diturunkan dari puncak gunung berkabut
wahyu itu berhembus membawa udara yang menggigilkan
sehingga seluruh sejarah seolah berhenti pada
rajah tangannya yang menggariskan sebuah peta
untuk diwariskan pada generasinya yang hilang

kau pun mencoba menambatkan sebuah perahu
untuk menyusuri seluruh lekuk pantai
tapi kau tak pernah sampai menembus batas cakrawala
ketika kau tahu dan juga kau ragu apakah itu
hanya sebatas sebuah kenangan atau wejangan
jika kebebasan dan kemeredekaan itu
melampaui seluruh ruang imajinasi
masa lalu dan masa depan dari tempat kau berdiam

 
Denpasar 25072014 - ilustrasi : google