Mawar adalah aku, kelopakku semerah saga, batangku berduri, harumku semerbak mewangi : KUMPULAN PUISI NUNUNG NOOR EL NIEL
Kamis, 17 Juli 2014
Antalogi Hari Puisi INDOPOS 2013
2 puisiku yang dimuat di koran Indopos thn 2013,
ikut dibukukan dalam antologi ini hal 38 dan 39
- Lelaki Lautku
- Peri Penari Leak
Senang menjadi bagian di dalamnya..
Senin, 14 Juli 2014
GAUN MALAM
GAUN MALAM
sudah kukenakan gaun yang terbaik
dengan renda-renda malam
berkancing bulan bermanik bintang ...
dan kau ingin bermimpi di balik gaunku
tapi ternyata kau mencabiknya
kini kau tahu aku terluka, tergores
oleh setiap bisikan-bisikanmu
hingga cahaya bulan dan bintang meredup
dan malam semakin bertambah sunyi
karena setiap kata seperti fatamorgana
setiap makna kini kudengar seperti gema
yang memantul pada diriku sendiri
hingga aku harus terus bercermin untuk
memoles bibirku dengan lipstik,
memupur wajahku dengan bedak,
menggaris lengkung alis mataku
juga menyisir anak-anak rambutku yang masai
berulangkali aku melakukan hal itu
tapi selalu saja tak kutemukan sosok tubuhku
di antara gaun yang tercabik, meskipun
aku telah mencoba menyulam kembali semua
dengan limpahan airmata sebagai pembasuh rasa
yang mulai memudar di atas namamu
tanpa pernah sedikit pun berniat menghapusnya
tetapi itulah kenyataanya yang mungkin
aku dan kau pun tak menginginkannya
sudah kukenakan gaun yang terbaik
dengan renda-renda malam
berkancing bulan bermanik bintang ...
dan kau ingin bermimpi di balik gaunku
tapi ternyata kau mencabiknya
kini kau tahu aku terluka, tergores
oleh setiap bisikan-bisikanmu
hingga cahaya bulan dan bintang meredup
dan malam semakin bertambah sunyi
karena setiap kata seperti fatamorgana
setiap makna kini kudengar seperti gema
yang memantul pada diriku sendiri
hingga aku harus terus bercermin untuk
memoles bibirku dengan lipstik,
memupur wajahku dengan bedak,
menggaris lengkung alis mataku
juga menyisir anak-anak rambutku yang masai
berulangkali aku melakukan hal itu
tapi selalu saja tak kutemukan sosok tubuhku
di antara gaun yang tercabik, meskipun
aku telah mencoba menyulam kembali semua
dengan limpahan airmata sebagai pembasuh rasa
yang mulai memudar di atas namamu
tanpa pernah sedikit pun berniat menghapusnya
tetapi itulah kenyataanya yang mungkin
aku dan kau pun tak menginginkannya
Denpasar 09072014
Kamis, 10 Juli 2014
SAYAP-SAYAP MUSIM
kini aku adalah burung yang terbang
dengan sisa-sisa sayap yang patah
terbang ke langit biru yang masih terbuka
di balik pelupuk mata terpejam
di sana aku akan berkicau, berucap syukur
meskipun dengan suara yang parau
dengan sisa-sisa sayap yang patah
aku akan merentangkan jejak impian
seluas cakrawala yang membentang
hingga ke seluruh penjuru mata angin
dan aku akan hinggap di berbagai musim
di mana bunga-bunga tumbuh
dengan seluruh keindahannya
jika di sana ada sebuah dunia lebih nyata
kini aku dapat menanggalkan
seluruh kecemasan tanpa erangan
setelah doa-doa yang kusampaikan
telah kau limpahkan sebagai berkah
untuk sepenuhnya kunikmati
dengan seluruh pujian-pujian
hingga sayapku pulih sepenuhnya
agar aku dapat bertengger
di puncak kebahagiaan setelah
beberapa musim berlalu
di ujung waktu tempatku berteduh
dalam kerindangan dan kedamaian
dengan sisa-sisa sayap yang patah
terbang ke langit biru yang masih terbuka
di balik pelupuk mata terpejam
di sana aku akan berkicau, berucap syukur
meskipun dengan suara yang parau
dengan sisa-sisa sayap yang patah
aku akan merentangkan jejak impian
seluas cakrawala yang membentang
hingga ke seluruh penjuru mata angin
dan aku akan hinggap di berbagai musim
di mana bunga-bunga tumbuh
dengan seluruh keindahannya
jika di sana ada sebuah dunia lebih nyata
kini aku dapat menanggalkan
seluruh kecemasan tanpa erangan
setelah doa-doa yang kusampaikan
telah kau limpahkan sebagai berkah
untuk sepenuhnya kunikmati
dengan seluruh pujian-pujian
hingga sayapku pulih sepenuhnya
agar aku dapat bertengger
di puncak kebahagiaan setelah
beberapa musim berlalu
di ujung waktu tempatku berteduh
dalam kerindangan dan kedamaian
Denpasar 02072014- ilustrasi : na
LELAKI SAGU BERIRAMA TIFA
lelaki itu sudah berkemas dalam percakapan
mencari jalan pulang yang tak terpetakan
mendengar suara leluhur dari tanah kelahiran
aku ingin mendengar suara tifa
dan mengunyah sagu, katanya
lelaki itu pun seperti bambu gila
pada tiang rumah yang rapuh
setelah meniti pelarian panjang
lelaki itu telah kehilangan mantera
bahkan untuk dirinya sendiri
dengan tatapan yang merabun
lelaki itu menatap jauh
sisa-sisa kenangan yang dimilikinya
tak ada cinta untuk ditinggalkan
dan diwarisakan sebagai seorang lelaki
apalagi sebagai sebuah penyesalan
lelaki sagu berirama tifa
selegam warna kulitnya
Denpasar 27062014- ilustrasi : google
mencari jalan pulang yang tak terpetakan
mendengar suara leluhur dari tanah kelahiran
aku ingin mendengar suara tifa
dan mengunyah sagu, katanya
lelaki itu pun seperti bambu gila
pada tiang rumah yang rapuh
setelah meniti pelarian panjang
lelaki itu telah kehilangan mantera
bahkan untuk dirinya sendiri
dengan tatapan yang merabun
lelaki itu menatap jauh
sisa-sisa kenangan yang dimilikinya
tak ada cinta untuk ditinggalkan
dan diwarisakan sebagai seorang lelaki
apalagi sebagai sebuah penyesalan
lelaki sagu berirama tifa
selegam warna kulitnya
Denpasar 27062014- ilustrasi : google
Jumat, 27 Juni 2014
TAK SIA SIA
ada sekumpulan malam juga sekumpulan siang
di mana kita selalu bersama, bersulang
menuangkan seluruh harapan
dengan percakapan-percakapan yang ringan
tak ada memang yang lebih indah
pada jarak yang terentang
membayangkan kerinduan melesap
dalam setiap ingatan dan perasaan
hingga kadang merebak dalam kecemburuan
sungguh, masih kuingat ketika kau cumbui
kesangsianku yang tak dapat kubendung
kau menjamah tanganku
dan berbisik di liang telingaku
jika seluruh waktu tak akan berhenti
menghembuskan namaku
dan aku pun hanya dapat menggenggam erat
jemari tanganmu untuk kita lipat bersama
dalam sebuah doa yang kau aminkan
dengan seulas senyuman yang dalam
hingga aku tak merasa sia-sia mencintaimu
dalam sekumpulam malam dan siang
Denpasar 24062014- ilustrasi
MEMBILAS
membilas hari-hari yang basah
dari sisa-sisa desah yang panjang
hingga terjerang di bawah matahari
telah kulalui bersamamu, lelaki
kita telah meniduri semua impian
jangan lagi kau pernah menodainya
aku tak ingin lagi membasuhnya
dengan setiap tetes airmata
kecuali sebagai percikan embun
ketika kau dahaga dan mengecupnya
dari kedua sudut mataku
untuk mereguknya hingga tandas
jangan lagi pernah berdusta
jika kau mencapai puncak erangan
untuk merajamku dengan
setiap butir batu untuk melepas
kesangsianmu pada rentangan
jarak dan waktu
ketika kerinduamu tak sampai
melumat seluruh kesepian
dan kau abaikan bau napasku
pada saat setiapkali bertemu
kau telah memetakan
setiap lekuk pada tubuhku
hingga seluruh ilusi-ilusimu
terjejak di situ
haruskah aku membuat alasan
untuk menajiskan keraguanmu
dan membilasnya berulangkali
bukan lagi hanya dengan setiap kata
tapi juga dengan setiap makna
padahal kau tahu setiap ungkapan
atau isyarat ada batasnya
untuk tidak dapat kau terjemahkan
dengan bahasa apa pun
kecuali, aku hanya dapat berharap
kesabaran sebagai seorang perempuan
ada pada setiap tetes airmatanya
jangan sampai kau biarkan mengering
dari sisa-sisa desah yang panjang
hingga terjerang di bawah matahari
telah kulalui bersamamu, lelaki
kita telah meniduri semua impian
jangan lagi kau pernah menodainya
aku tak ingin lagi membasuhnya
dengan setiap tetes airmata
kecuali sebagai percikan embun
ketika kau dahaga dan mengecupnya
dari kedua sudut mataku
untuk mereguknya hingga tandas
jangan lagi pernah berdusta
jika kau mencapai puncak erangan
untuk merajamku dengan
setiap butir batu untuk melepas
kesangsianmu pada rentangan
jarak dan waktu
ketika kerinduamu tak sampai
melumat seluruh kesepian
dan kau abaikan bau napasku
pada saat setiapkali bertemu
kau telah memetakan
setiap lekuk pada tubuhku
hingga seluruh ilusi-ilusimu
terjejak di situ
haruskah aku membuat alasan
untuk menajiskan keraguanmu
dan membilasnya berulangkali
bukan lagi hanya dengan setiap kata
tapi juga dengan setiap makna
padahal kau tahu setiap ungkapan
atau isyarat ada batasnya
untuk tidak dapat kau terjemahkan
dengan bahasa apa pun
kecuali, aku hanya dapat berharap
kesabaran sebagai seorang perempuan
ada pada setiap tetes airmatanya
jangan sampai kau biarkan mengering
Denpasar 20062014- ilustrasi : google
Langganan:
Postingan (Atom)