Jumat, 27 Juni 2014

MEMBILAS


membilas hari-hari yang basah
dari sisa-sisa desah yang panjang
hingga terjerang di bawah matahari
telah kulalui bersamamu, lelaki
kita telah meniduri semua impian
jangan lagi kau pernah menodainya
aku tak ingin lagi membasuhnya
dengan setiap tetes airmata
kecuali sebagai percikan embun
ketika kau dahaga dan mengecupnya
dari kedua sudut mataku
untuk mereguknya hingga tandas

jangan lagi pernah berdusta
jika kau mencapai puncak erangan
untuk merajamku dengan
setiap butir batu untuk melepas
kesangsianmu pada rentangan
jarak dan waktu
ketika kerinduamu tak sampai
melumat seluruh kesepian
dan kau abaikan bau napasku
pada saat setiapkali bertemu
kau telah memetakan
setiap lekuk pada tubuhku
hingga seluruh ilusi-ilusimu
terjejak di situ

haruskah aku membuat alasan
untuk menajiskan keraguanmu
dan membilasnya berulangkali
bukan lagi hanya dengan setiap kata
tapi juga dengan setiap makna
padahal kau tahu setiap ungkapan
atau isyarat ada batasnya
untuk tidak dapat kau terjemahkan
dengan bahasa apa pun
kecuali, aku hanya dapat berharap
kesabaran sebagai seorang perempuan
ada pada setiap tetes airmatanya
jangan sampai kau biarkan mengering

 
Denpasar 20062014- ilustrasi : google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar