Jumat, 14 Agustus 2015

PEREMPUAN PENYU



jika laut tak seteduh dan sebiru dahulu lagi
jika riaknya tak segemulai waktu yang lalu
jangan kau merasa terhempas
hanya oleh jarak pandang yang menjauh
di mana jejak masa kanak-kanak
menggaris di sepanjang pantai
dan setiapkali terhapus oleh lidah-lidah ombak
tapi kenanagan itu, tak akan pernah terhapus
selalu memanggilmu untuk kembali

seperti juga kisah penyu yang datang dan pergi
dan bertelur di antara kehangatan rumah-rumah pasir
di sana kita pun pernah merasakan kehangatan kasih
di antara hembusan angin dan nyiur yang melambai
seperti jemarimu yang selalu mengurai
anak-anak rambutku yang terberai

dan aku hanya dapat memejamkan mata
di antara kilasan-kilasan waktu, mengenang
kehangatan sentuhan bibir-bibir pantai
di mana tubuh kita pernah terurai
dalam tawa dan canda yang seolah tak usai

pada saat itu, kita tak perduli, jika negeri ini
penuh dengan asap cerutu
yang menjadi kabut di seluruh dataran
kecuali sebuah istana mungil di bukit hijau
tempat kita melepaskan seluruh sisa waktu
dan kita tak akan mengalpakan kisah itu
sebagai sebuah dongeng yang tak usai


 DPS 15 08 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar