Rabu, 12 Oktober 2016

MENYIMPAN BADIK DALAM PERAHU

---catatan untuk Frans Nadjira


di manakah badik yang dulu kau simpan
setelah terdampar di pulau para dewa
aku melihat pelayaran sunyi di matamu
di antara bait-bait puisi yang kau tulis dan bacakan

kini aku melihatmu di atas singgasana waktu
pada setiap helai rambut yang memutih
di mana istri dan anak-anakmu mengurapinya
penuh ketabahan dan kesetiaan menunggu

ada saatnya memang menghunus badik
mendayung sampan di atas buih-buih ombak
ada saatnya menyarungkan harapan
ada saatnya tak lagi menggarami waktu

kini tinggal zikir untuk melantunkan doa
sebagai pelengkap seluruh perjalanan
di atas sajadah kehidupan yang membentang
sebagai rahmat yang penuh kelimpahan

setajam-tajamnya badik, lebih tajam sebuah doa
untuk menggoreskan keyakinan
seganas-ganasnya gelombang pasang
akhirnya akan terurai di pantai tujuan

Denpasar 05 09 2016 - ilustrasi from google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar