Rabu, 12 Oktober 2016

PENYULANG


ada sisa pantai di bibirku, berpasir
mengisahkan ombak dan buih-buihnya
juga garis cakrawala yang jauh
tempat melarungkan seluruh desah napasku
di antara gelombang pasang dan surut
kita selalu bertaut dan berpagut
meski waktu sudah lewat dan larut


ada sisa langit pada bola mataku, berpendar
di antara awan, gerimis dan pelangi
di bawah payung berwarna senja
kita bercermin pada setiap genangan
untuk kita lompati bersama dengan canda dan tawa
duduk di sebuah cafe, menyulang
seluruh desah napas perjalanan
tanpa perduli akan sampai atau tidak pada tujuan

di antara laut dan langit yang terbuka
di antara kebebasan dan harapan
pada jarak dan waktu yang terbentang
bayang-bayang semakin memanjang
menyetubuhi seluruh kenangan
tak perduli jika kekosongan demi kekosongan
menggoda penuh rayuan memabukkan
aku akan selalu mengisi dan menyulangnya
sampai pada tetes terakhir
menjelma serupa embun


Denpasar 03 10 2016 - ilustrasi from google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar