Kamis, 26 Februari 2015

PUPUTAN



ada sisa senyum di sudut bibir
ketika kau mengenakan udeng
dan aku menyanggul rambut

masih perlukah mengenakan umpal
dan membuka kipas
sebelum keris disanding di punggung
untuk melangkah ke gapura

gamelan telah ditabuh di banjar-banjar
tuak telah dituang di ruang-ruang adat
menjadi percikan-percikan air suci

kini saatnya seluruh hikayat dihentakan
menyulut dupa di setiap sudut kampung
berjaga-jaga bersama para pecalang
perempuan membawa sodan di kepala

keris telah tercabut dari punggungmu
kipas telah terbuka di depan wajahku
kita berada di ruang tradisi yang sama

di ujung keris semua telah digariskan
di balik kipas semua tak perlu diucapkan
biarkan isyarat menjadi lambang
sebab kata dan makna tak terbilang

hanya dengan satu ungkapan
: puputan!

DPS 27 02 2015 - ilustrasi : google
--------------------------------------------------

Catatan kaki :
Udeng (ikat kepala)
Umpal (selendang pengikat)
puputan ( habis-habisan)
banjar (desa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar