Jumat, 28 Maret 2014

Garis Kesetiaan





seharusnya tidak kau lupakan semua
garis kesetiaan itu
ketika kau bentangkan di atas ranjang
dari ujung sprei yang terkoyak
ketika kau memetakan jalan panjang
dari sudut matamu jauh ke lubuk dadaku

seharusnya tidak kau lupakan debar itu
ketika napasku dan napasmu menghembuskan
 seluruh hasrat yang tersisa
dari perjalanan-perjalanan tertunda
dan menemukanku tinggal sebuah pigura
di dinding kamarmu dengan senyum monalisa

seharusnya tak kau lupakan semua
jika kesetiaan itu sebuah jalan
penantian yang panjang
di mana eranganmu tinggal bisikan


Denpasar29032014

PILIHAN





seharusnya kau tak pantas mencintaiku
sebab aku hanyalah bayangan
yang sekali waktu akan sirna
dan tak akan pernah meninggalkan jejak
sekalipun dalam sebuah kenangan

sekali waktu kau akan tahu, jika aku
hanya membawamu ke sebuah ruang
penantian yang tanpa batas
di sana kau hanya menungguku
penuh dengan kesia-siaan

suatu saat kau akan tahu, jika kelak
kau akan dihadapkan sebuah pilihan yang sulit
untuk ditinggalkan atau meninggalkan

dan kau hanya menemukan dirimu
terlanjur berada pada kehampaan
sedangkan kau telah mempertaruhkan
seluruh harga dirimu tanpa
sehelai kehormatan yang menutup dirimu

akhirnya kau pun hanya dapat
menutupnya dengan rasa malu
dari sebuah penyesalan yang panjang

 

Denpasar29032014

DI PUNCAK MALAM




kau membuka malam dengan desahan
dan bisikan-bisikan yang tajam
dari napas gairah kerinduan yang tertunda
kini kau tumpahkan ke seluruh luas ranjang
di mana kesepian membentang

setiap lapisan kesunyian yang meruap dari tubuhmu
kau tanggalkan satu persatu
hingga malam telanjang di atas ranjangmu
dan kau menggeliatkan keperempuanan
dari setiap lekuk tubuhmu seperti sebuah bayangan

dan kau menjamah hingga ke balik kelam
di mana seluruh impian-impianmu yang tersembunyi
bangkit dengan penuh kebinalan untuk dilepaskan
sampai ke puncak-puncak hasrat
dengan pekikan-pekikkan tertahan

 kau menggelepar dan terkapar
di tengah-tengah kekosongan yang terhampar
dengan senyum di bibir setelah kau
menaklukkan dirimu sendiri di sana

 

Denpasar29032014

KESANGSIAN




sebuah pertanyaan mengendap dalam dirimu
tentang dusta dari setiap napas cinta
ada kesangsian yang meruap di situ
dari ketulusan untuk sekedar memberi dan menerima

kesangsian itu kini menggenangi rasaku
sebelum tumbuh seumur jagung
dan kau mengail dengan sebuah penggalah
ketika aku lengah dan jatuh dalam kubangan

kini, mungkin saatnya aku menepi
dari setiap bisikanmu
sebab tak pernah kudengar napas puisi
dari setiap eranganmu

: "maaf, jika aku kembali menutup pintu
dan tak dapat lagi menyapamu...."





Denpasar29032014

BIARLAH




ketika aku datang tanpa wajah
dan pergi tanpa punggung
bukan aku ingin mengabaikanmu
dan membiarkanmu mengerling
dari setiap denyut waktu
hingga embun mengembang
di sudut-sudut matamu

ketika aku datang tanpa wajah
aku tak ingin membuatmu terpesona
dari sebuah dunia yang maya
ketika aku pergi tanpa punggung
aku tak ingin membuatmu terperanggah
pada sebuah dunia yang nyata

maka biarlah kini semua mengalir
seperti apa adanya

 

Dps Maret 2014

HARI INI ATAU ESOK....





hari ini atau esok ketika kau menyapaku
masihkan tersimpan kenangan pada
seulas senyum yang pernah kucumbu
ketika kita pertama kali bertemu
di sebuah ruang yang semu

hari ini atau esok ketika kau terpejam
masihakah kau kenangan seluruh erangan
dalam setiap bisikan-bisikan tajam
ketika kita saling merajam dalam
keterasingdan dan kesendirian

hari ini atau esok, mungkin kau atau aku
telah melupakan kisah singkat itu
selain hanya sebagai sebuah kenangan
untuk kita kulum hanya dengan senyuman
jika kita pernah berada di sana
di sebuah ruang yang penuh
dengan imaji-imaji yang banal

 

Dps Maret 2014