Mawar adalah aku, kelopakku semerah saga, batangku berduri, harumku semerbak mewangi : KUMPULAN PUISI NUNUNG NOOR EL NIEL
Jumat, 29 Agustus 2014
BERKELINDAN
puisi adalah kau dan aku
aksara yang berkelindan
kalimat yang merayap
mencari makna
dari setiap kata yang terbata
mencari setiap sentuhan
jika senja tinggal igauan
dan sisa kabut di pelupuk mata
pejamkanlah..
sebab peristiwa puisi
hanya untuk sebuah hati
yang menyimpan kesumat rindu
dari hakikat sebuah sejarah
yang tak pernah ditulis
oleh penyair mana pun
DEC 2012
Kamis, 28 Agustus 2014
HABITAT
siang yang dilayati oleh bayangan
membuatmu seperti melihat seekor kadal
tersesat di semak belukar merayap seperti ular
dan kau pun menjelma seperti buaya
yang terlepas dari penangkaran
kadal dan buaya memang bukan
dari habitat yang sama kecuali serumpun
di antara kenakalan dan kebinalan
hanya sekadar membuat skandal
dengan kawin silang ketimbang kawin siri
sekali waktu kadal dan buaya bertukar peran
kadal menjelma buaya dan buaya menjelma kadal
tanpa pernah kadal menjelma menjadi kadal
atau buaya menjelma menjadi buaya
sejak siang itu kau selalu saja bermimpi
menjadi bunglon. bukan kadal bukan buaya
kau tidak lagi berenang di rawa-rawa
tidak pula menyelinap di semak belukar
tapi menempel di pohon-pohon
sebagai habitatmu yang baru
Denpasar 11082014 -ilustrasi : google
PANTULAN
masih kudengar pantulan-pantulan suara itu
tak pernah berhenti pada siang atau malam hari
meskipun telah kututup kedua lubang telingaku
tapi suara-suara itu menyelinap begitu jauh
ke dasar hatiku yang terdalam
mengalir seperti arus yang menghanyutkan
seluruh kepercayaan yang telah berusaha
kubangun sekokoh karang
tetap saja runtuh menjadi butir-butir garam
haruskah aku terus menabur setiap butir garam
pada setiap langkahku, hanya untuk mengasinkan
apa yang telah menjadi pilihanku
dan membiarkan setiap kesaksian-kesaksian palsu
sebagai sebuah pembenaran, jika semua itu
adalah bagian yang tidak dapat kupalingkan
sekali waktu aku ingin tidak mendengar
apa yang harus kudengar dari setiap bisikan
jika hanya mengusik-ngusik perasaan
dan membuatku menjadi liar dan binal
hingga kau mengenalku sebagai mahluk paling banal
ya, sekali waktu, sekali waktu, meskipun
aku tidak tahu kapan, semua pantulan suara itu
mentulikan kedua telingaku, hingga aku
dapat mendengar setiap suara yang benar
menjadi sebuah kata atau kalimat bermakna
di mana aku dapat memahami dengan apa adanya
Denpasar 18082014 - ilustrasi : google
Senin, 18 Agustus 2014
NISBI
aku tak lagi berharap kau hadir
hanya untuk mengulum sebuah puisi
aku tak lagi berharap setiap bisikanmu
sekedar memintalnya menjadi sebuah aksara
aku tak lagi berharap hari ini atau esok
dan kubiarkan semua terlepas
musim telah berlalu
aku tak lagi ada di situ
semua jejak kenangan sudah terhapus
tak ada tempat menyimpan kisah
walau di sudut paling kelam pun
kini saatnya menyiangi diri
menyusuri jalan pulang
bercermin untuk diri sendiri
sebab terlalu naïf untuk dikenali
tak perlu bertanya lagi
kenapa harus terjadi
karena tak perlu ada jawaban
untuk seorang pecundang
11 JULI 2014 - TA - ilustrasi : google
MUSNAH
kesadaran pada ruang tanpa batas
adalah perjalanan para petualang
berharap tapi pasti tak tergapai
karena semua hanya mimpi belaka
bintang malam pun tak menunjukkan
peta di mana arah petualangan paling sunyi
untuk menyandarkan keyakinan
dari perjalanan panjang
ketika meniti garis waktu di tepi cakrawala
matahari tak pernah terbit malam hari
dan itu bukanlah metafor
hanya orang tolol
yang mencoba terjemahkannya
karena sudah tertulis dalam kitab-Nya
semua menyimpan dusta
dari sisa luka yang sama
juga perih yang meremah
karena terlahir dari cinta buta
bahkan angan yang terombang-ambing
dalam kesangsian selepas keberangkatan
semua hanya bayangan
menyelinap dari masa silam
seperti cermin dibelah
wajah pun berdarah
kini semua musnah dan tak harus bermimpi
karena sudah tak ada lagi kerinduan
: walau untuk sekedar menyapa
31 JULI 2014 -TA
Menu Ibu
puisi setajam pisau yang tumpul pada tangan ibu
menu dapat diolah tak terduga
kasihnya melampaui seluruh rasa bumbu
yang diraciknya dari kasih sayang
kasih ibu adalah kasih yang mengolah kehidupan
menjadi kenyataan
tak hanya sepanjang galah
tetapi sepanjang langkah menuju surga
meskipun terkadang harus dibasuhnya dengan airmata
yang menetes serupa butir-butir embun
menu dapat diolah tak terduga
kasihnya melampaui seluruh rasa bumbu
yang diraciknya dari kasih sayang
kasih ibu adalah kasih yang mengolah kehidupan
menjadi kenyataan
tak hanya sepanjang galah
tetapi sepanjang langkah menuju surga
meskipun terkadang harus dibasuhnya dengan airmata
yang menetes serupa butir-butir embun
06 AUG 2014- lsk
Senja di Balik Gaun
ada senja di balik gaunku berwarna jingga
seperti hari-hari kemarin,
kau selalu ingin menjamahnya
seperti kau terpesona melihat cakrawala
di mana angin senja menghembuskan
aroma tubuhku pada setiap lekuknya
dan aku pun berulangkali berbisik padamu
: jamahlah aku... jamah aku... seperti senja yang lalu
kau pun menjamah seluruh senja
yang menguap dari gairah hembusan napasku
sampai akhirnya terkapar di garis batas malam
sambil terus membisikkan namaku
dalam setiap igauan dan mimpimu
Senjaku, Dps 14082014
Dada Pagi yang Terbuka
seperti pagi yang membuka diri
dengan cahayanya yang hangat
kubuka dadaku untuk menyapamu
untuk kau hirup sehangat kopi
dan kepulan asap rokok yang membumbung
dengan imaji yang melambung
hingga hari-hari yang kulalui
penuh dengan gairah langkah
bersama hembusan napasmu
tempat aku selalu bertumpu
melepaskan seluruh kerinduanku
DPS 13 AUG 2014
Kamis, 14 Agustus 2014
MENGATUP
kaukah perempuan yang kehilangan puisi
mati suri dalam kesunyian
meminta dengan wajah pucat pasi
meradangkan keputusasaan
merindukan bayangan semu
dalam petualangan mayamu
apa yang kau rasa
tak sama dengan yang kurasa
cinta itu suci dan indah
tapi bukan lahir dari kealpaan
yang merajam sebuah kesetiaan
dari nilai keikhlasan
janganlah seperti wanita jablai
menulis puisi dibelai-belai
panas hati menjadi kusut masai
aku bukan pujangga cinta
bukan pula pangeran cinta
aku hanya bayangan
yang kemudian lenyap
tak usah lagi berkisah
tentang rembulan atau bintang
tak ada lagi malam atau pun siang
tak ada lagi ruang percakapan
seluruhnya sudah runtuh
untuk tidak lagi melakukan penghianatan
bibir sudah mengatup rapat
semua sudah berakhir. tak ada lagi
kenangan yang dapat kau ukir
dan jangan lagi kau tanyakan
awal dan akhir sebuah pertemuan
mati suri dalam kesunyian
meminta dengan wajah pucat pasi
meradangkan keputusasaan
merindukan bayangan semu
dalam petualangan mayamu
apa yang kau rasa
tak sama dengan yang kurasa
cinta itu suci dan indah
tapi bukan lahir dari kealpaan
yang merajam sebuah kesetiaan
dari nilai keikhlasan
janganlah seperti wanita jablai
menulis puisi dibelai-belai
panas hati menjadi kusut masai
aku bukan pujangga cinta
bukan pula pangeran cinta
aku hanya bayangan
yang kemudian lenyap
tak usah lagi berkisah
tentang rembulan atau bintang
tak ada lagi malam atau pun siang
tak ada lagi ruang percakapan
seluruhnya sudah runtuh
untuk tidak lagi melakukan penghianatan
bibir sudah mengatup rapat
semua sudah berakhir. tak ada lagi
kenangan yang dapat kau ukir
dan jangan lagi kau tanyakan
awal dan akhir sebuah pertemuan
Denpasar /LSK JUNI 2014
TAK TERLUNASI
ada selembar tiket yang tak pernah sampai
dari sebuah penerbangan masa lalu
tempat mendaratkan semua keniscayaan
ketika navigasi tak juga menunjukkan arah
di mana sebuah bandara menghapuskan
seluruh landasan untuk datang dan pergi
selembar tiket itu pun melayang di atas meja
terbakar hangus oleh sebuah perjanjian yang tertunda
tak ada lagi tempat transit untuk menyapa
dan bertemu kekasih di ujung sebuah apron
kecuali menyimpan semua ke dalam bagasi
di dalam kabin hanya mata yang dapat dipejamkan
di luar jendela gumpalan-gumpalan awan putih
impian pun melayang di atas 30.000 kaki dari permukaan bumi
dan seorang pramugari memberi bahasa isyarat
melepaskan diri dari ikatan darurat, bukan cinta yang sekarat
dengan safety belt sebagai pengikat kerinduan yang menjerat
selembar tiket di atas meja. tergeletak. tak terlunasi
menerbangkan seluruh impian yang tersisa
dari sebuah penerbangan masa lalu
tempat mendaratkan semua keniscayaan
ketika navigasi tak juga menunjukkan arah
di mana sebuah bandara menghapuskan
seluruh landasan untuk datang dan pergi
selembar tiket itu pun melayang di atas meja
terbakar hangus oleh sebuah perjanjian yang tertunda
tak ada lagi tempat transit untuk menyapa
dan bertemu kekasih di ujung sebuah apron
kecuali menyimpan semua ke dalam bagasi
di dalam kabin hanya mata yang dapat dipejamkan
di luar jendela gumpalan-gumpalan awan putih
impian pun melayang di atas 30.000 kaki dari permukaan bumi
dan seorang pramugari memberi bahasa isyarat
melepaskan diri dari ikatan darurat, bukan cinta yang sekarat
dengan safety belt sebagai pengikat kerinduan yang menjerat
selembar tiket di atas meja. tergeletak. tak terlunasi
menerbangkan seluruh impian yang tersisa
Denpasar 07082014 -lustrasi : google
Rabu, 13 Agustus 2014
BUKAN FATAMORGANA
tak ada lagi yang tersisa. juga bau tubuhku
ketika kurentangkan di atas ranjang
kau menjarah seluruh kesetiaan
hingga pada sengal napas terakhir
ketika aku membisikan namamu
sebagai pengaminan sebuah doa
tapi entah kenapa, selalu saja ada yang tersisa
dan sulit untuk diucapkan ketika berada di ujung lidah
hingga terasa bersemayam di relung dada
tentang sebuah perselingkuhan bukan sebagai kealpaan
tetapi kesetiaan untuk mencintai
aku selalu mengihitung tahun-tahun yang basah
membuat kita kuyup di sepanjang jalan
tahun-tahun yang meranggas membuat kita serasa sesak napas
dan apa yang kita telah miliki teretas
kini hanya ada satu jalan setapak yang kita lintasi
menuju sebuah titik cahaya untuk saling percaya
jika itu semua adalah milik kita, tempat di mana
tidak dapat lagi menunda kecuali meraihnya
bukan sebagai sebuah fatamorgana
tetapi untuk kita bersanding bersama selamanya
sebagai pengaminan sebuah doa
tapi entah kenapa, selalu saja ada yang tersisa
dan sulit untuk diucapkan ketika berada di ujung lidah
hingga terasa bersemayam di relung dada
tentang sebuah perselingkuhan bukan sebagai kealpaan
tetapi kesetiaan untuk mencintai
aku selalu mengihitung tahun-tahun yang basah
membuat kita kuyup di sepanjang jalan
tahun-tahun yang meranggas membuat kita serasa sesak napas
dan apa yang kita telah miliki teretas
kini hanya ada satu jalan setapak yang kita lintasi
menuju sebuah titik cahaya untuk saling percaya
jika itu semua adalah milik kita, tempat di mana
tidak dapat lagi menunda kecuali meraihnya
bukan sebagai sebuah fatamorgana
tetapi untuk kita bersanding bersama selamanya
DPS 05082014 - ilustrasi : google
DI BALIK PINTU WAKTU
waktu yang ku-sms dan in-box
tidak memberikan sebuah balasan
mungkin kau masih berada di balik impian
menggerayangi sisa-sisa waktu
aku tidak tahu kapan kau terjaga
menyiangi matahari membuat mimpimu lebih nyata
di mana kita seringkali bersulang, menuangkan
bukan hanya sekedar menjadi kenangan
tapi menjadi bagian dari setiap langkah
dari setiap pergumulan yang kita lalui bersama
aku tidak tahu, apakah kita harus selalu berada
di antara tidur dan jaga, mengulum seluruh kisah
hampir sama sekali tanpa ruang jeda
hingga napas kita menyatu sepenuhnya
dalam setiap hembusan-hembusan tanpa akhir
dengan desahan yang sama dari
sebuah ruang tertutup di mana kau selalu bertanya
: apakah pintu sudah kau kunci....
(aku hanya dapat tersenyum malu di baliknya.... )
Denpasar 02082014
KERANG RINDU
hanya laut yang menyajikan garam
dan ombak adalah kegelisahan
dan aku tak pernah tahu sampai kapan
seluruhnya berhenti berderai
apakah juga tentang lelaki lautku
yang membuatku terdampar pada kerinduan
sering aku berdiri di sana, menata kenangan
tapi juga aku harus beranjak meninggalkannya
dan jejak-jejakku di sepanjang pantai
akan terhapus oleh air pasang
hingga tak kutemukan lagi keesokan hari
kadang aku ingin menjadi seekor kerang
membawa rumah impianku ke mana saja
mungkin hingga ke palung laut terdalam
hingga aku dapat menyelami jiwaku
tetapi juga aku tak ingin terdampar
di sepanjang pesisir pantai
dan hanya meninggalkan serpihan cangkang
maka biarkan aku tetap berumah
di dalam hatiku sendiri
di sanalah tempatku yang paling damai
tempatku bercengkrama
tentang diriku yang sesungguhnya
tanpa seorang pun tahu
Denpasar 31072014 - Ilustrasi : google
BATAS PANDANG
bagaimana kau dapat menduga-duga
dia masih hidup atau mati, sekedar
tak ingin kau ziarahi dengan membaca
seluruh kronologi dari sebuah masa lalu
sebagai kenangan dan sejarah yang dilalui
di atas kepedihannya, di mana cerobong-cerobong luka
menganga, hanya untuk mengasapkan masa depan
dalam sebuah pertanda dari sebuah zaman
masih juga kau ungkapkan sebagai sebuah impian
bukan sebagai sebuah kenyataan
bukan pula karena ia mencintai sebuah tempat
di antara gugusan pulau-pulau di permukaan laut
yang membentangkan tradisi ombak di seluruh pantainya
tapi di sana ada jejak peradaban moyangnya
seperti wahyu pada aliran anak-anak sungai
yang diturunkan dari puncak gunung berkabut
wahyu itu berhembus membawa udara yang menggigilkan
sehingga seluruh sejarah seolah berhenti pada
rajah tangannya yang menggariskan sebuah peta
untuk diwariskan pada generasinya yang hilang
kau pun mencoba menambatkan sebuah perahu
untuk menyusuri seluruh lekuk pantai
tapi kau tak pernah sampai menembus batas cakrawala
ketika kau tahu dan juga kau ragu apakah itu
hanya sebatas sebuah kenangan atau wejangan
jika kebebasan dan kemeredekaan itu
melampaui seluruh ruang imajinasi
masa lalu dan masa depan dari tempat kau berdiam
dia masih hidup atau mati, sekedar
tak ingin kau ziarahi dengan membaca
seluruh kronologi dari sebuah masa lalu
sebagai kenangan dan sejarah yang dilalui
di atas kepedihannya, di mana cerobong-cerobong luka
menganga, hanya untuk mengasapkan masa depan
dalam sebuah pertanda dari sebuah zaman
masih juga kau ungkapkan sebagai sebuah impian
bukan sebagai sebuah kenyataan
bukan pula karena ia mencintai sebuah tempat
di antara gugusan pulau-pulau di permukaan laut
yang membentangkan tradisi ombak di seluruh pantainya
tapi di sana ada jejak peradaban moyangnya
seperti wahyu pada aliran anak-anak sungai
yang diturunkan dari puncak gunung berkabut
wahyu itu berhembus membawa udara yang menggigilkan
sehingga seluruh sejarah seolah berhenti pada
rajah tangannya yang menggariskan sebuah peta
untuk diwariskan pada generasinya yang hilang
kau pun mencoba menambatkan sebuah perahu
untuk menyusuri seluruh lekuk pantai
tapi kau tak pernah sampai menembus batas cakrawala
ketika kau tahu dan juga kau ragu apakah itu
hanya sebatas sebuah kenangan atau wejangan
jika kebebasan dan kemeredekaan itu
melampaui seluruh ruang imajinasi
masa lalu dan masa depan dari tempat kau berdiam
Denpasar 25072014 - ilustrasi : google
TANPA RUATAN
seluruh nama-nama bunga telah ditaburkan
tapi kau hanya memetik setangkai
sebagai sebuah pilihan, meskipun tak sewangi
apa yang sebenarnya kau harapkan
untuk kau hitung setiap kelopaknya yang rapuh
sedikit pun kau tak ingin bercerita tentang
tangkai dan akar-akarnya
di mana seekor burung yang patah sayapnya
pernah hinggap dan menanggalkan sehelai bulunya
juga tentang akar-akarnya yang mencengkram batu
ketika tanah tak memberikan humusnya
tak ada musim untuk berbicara tentang bunga
sebagai sebuah kepercayaan yang kau bangun
dari ketidak haruman hanya untuk
menetapkan sebuah nama yang sia-sia kau sebutkan
karena selalu saja di balik setiap nama itu
ada sejarah yang terlalu panjang untuk dihalalkan
diam-diam kau menyimpan bunga itu dalam tidur
dan membiarkan tumbuh di sana dengan liar
sebab hanya dalam tidur pengembaraan yang jauh
dapat melampui batas langit dan bumi
di sana bunga itu merekahkan matahari dan bulan
tanpa tradisi ruatan sebagai pengaminan
tapi kau hanya memetik setangkai
sebagai sebuah pilihan, meskipun tak sewangi
apa yang sebenarnya kau harapkan
untuk kau hitung setiap kelopaknya yang rapuh
sedikit pun kau tak ingin bercerita tentang
tangkai dan akar-akarnya
di mana seekor burung yang patah sayapnya
pernah hinggap dan menanggalkan sehelai bulunya
juga tentang akar-akarnya yang mencengkram batu
ketika tanah tak memberikan humusnya
tak ada musim untuk berbicara tentang bunga
sebagai sebuah kepercayaan yang kau bangun
dari ketidak haruman hanya untuk
menetapkan sebuah nama yang sia-sia kau sebutkan
karena selalu saja di balik setiap nama itu
ada sejarah yang terlalu panjang untuk dihalalkan
diam-diam kau menyimpan bunga itu dalam tidur
dan membiarkan tumbuh di sana dengan liar
sebab hanya dalam tidur pengembaraan yang jauh
dapat melampui batas langit dan bumi
di sana bunga itu merekahkan matahari dan bulan
tanpa tradisi ruatan sebagai pengaminan
Denpasar 23072014 - ilustrasi : google
BISIKAN HUJAN
langit kelabu di luar sana
membisikan hujan pada senja hari
tapi aku tak perduli pada sisa waktu
yang mulai terserap dalam gelap
sebab kutahu bagaimana
merebahkan seluruh malam-malamku
di antara kesunyian yang kadang
menyengat kesendirianku
kadang memang ada resah menyelinap
begitu jauh ke dalam diriku
dan mencumbui seluruh keyakinanku
hingga hanya dapat membuatku
mengerang dalam diam
dan aku mencoba menikmatinya
sebagai bagian dari diriku
yang tak dapat kutepis begitu saja
sebab kutahu dari rasa itu kutemukan
kebahagiaan yang mungkin
tak pernah sama sekali kau pahami....
membisikan hujan pada senja hari
tapi aku tak perduli pada sisa waktu
yang mulai terserap dalam gelap
sebab kutahu bagaimana
merebahkan seluruh malam-malamku
di antara kesunyian yang kadang
menyengat kesendirianku
kadang memang ada resah menyelinap
begitu jauh ke dalam diriku
dan mencumbui seluruh keyakinanku
hingga hanya dapat membuatku
mengerang dalam diam
dan aku mencoba menikmatinya
sebagai bagian dari diriku
yang tak dapat kutepis begitu saja
sebab kutahu dari rasa itu kutemukan
kebahagiaan yang mungkin
tak pernah sama sekali kau pahami....
DPS 20 JULI 2014 - ilustrasi: google
PERKAWINAN DINI
percintaan daun adalah percintaan
di antara hembusan angin
yang bercumbu dalam gesekan-gesekan
pelepah dan ranting-ranting
merimbunkan hutan-hutan yang basah
meneduhkan seluruh kisah
tapi peradaban kemudian telah menjarah
seluruh isinya hingga meranggas
hutan pun tumbuh dalam desah napas yang lain
menjadi tiang-tiang pancang
menjulur ke langit-langit impian
bulan telah berganti cahaya lampu-lampu pijar
manusia menjadi laron rindu cahaya
tapi terkapar dan menggelepar
di balkon-balkon peradaban
di hotel-hotel berbintang
berzinah dengan seluruh impian
dan terkapar di ranjang kemunafikan
dengan napas tersenggal orgasme kekuasaan
hingga khatam membacanya
pernikahan batu pun menyumbat airmata
membendung seluruh sungai
menjadi hasrat yang tertunda
gemercik air pun menjadi suara penyesalan
ketika menderaskan banjir bandang
dan batu-batu menggelinding
dari sebuah mitologi sishipus
untuk mengulas kesalahan yang sama
tanpa penyesalan tapi pengabdian
tanpa dapat lagi menyisakan sebuah tanda
atau sebuah fenomena untuk diamini
perkawinan musim pun adalah putik sari
yang dihisap dari kelopak-kelopak bunga
hingga musim pun berganti
dan seluruh kisah pun berhenti
bunga-bunga layu di ujung musim
di mana dada biru langit terbuka
melepaskan jubah-jubah awan
cakrawala pun telanjang
dengan tatapan yang jalang
matahari meranggaskan peradaban
di sana seluruh tanda pun sirna
tanpa ada yang dapat kau baca
Denpasar 13082014
PERKAWINAN DINI
percintaan daun adalah percintaan
di antara hembusan angin
yang bercumbu dalam gesekan-gesekan
pelepah dan ranting-ranting
merimbunkan hutan-hutan yang basah
meneduhkan seluruh kisah
tapi peradaban kemudian telah menjarah
seluruh isinya hingga meranggas
hutan pun tumbuh dalam desah napas yang lain
menjadi tiang-tiang pancang
menjulur ke langit-langit impian
bulan telah berganti cahaya lampu-lampu pijar
manusia menjadi laron rindu cahaya
tapi terkapar dan menggelepar
di balkon-balkon peradaban
di hotel-hotel berbintang
berzinah dengan seluruh impian
dan terkapar di ranjang kemunafikan
dengan napas tersenggal orgasme kekuasaan
hingga khatam membacanya
pernikahan batu pun menyumbat airmata
membendung seluruh sungai
menjadi hasrat yang tertunda
gemercik air pun menjadi suara penyesalan
ketika menderaskan banjir bandang
dan batu-batu menggelinding
dari sebuah mitologi sishipus
untuk mengulas kesalahan yang sama
tanpa penyesalan tapi pengabdian
tanpa dapat lagi menyisakan sebuah tanda
atau sebuah fenomena untuk diamini
perkawinan musim pun adalah putik sari
yang dihisap dari kelopak-kelopak bunga
hingga musim pun berganti
dan seluruh kisah pun berhenti
bunga-bunga layu di ujung musim
di mana dada biru langit terbuka
melepaskan jubah-jubah awan
cakrawala pun telanjang
dengan tatapan yang jalang
matahari meranggaskan peradaban
di sana seluruh tanda pun sirna
tanpa ada yang dapat kau baca
Denpasar 13082014
Rabu, 06 Agustus 2014
narcis aaah...
di balik kacamata hitam
kuterawangkan gelap menjadi terang
di sana dapat kulihat kemungkinan
dari setiap sudut pandang
yang mungkin tak pernah terbayangkan
05 AUG 2014
DIAM-DIAM
air tenang tandanya dalam
kalau diam memang menghanyutkan
emas putih atau emas hitam
akan kupilih diam-diam
hujan turun sejak semalam
di atas ranjang aku mendekam
bergumul sendiri dalam demam
menghujat hasrat yang tersekam
nila setitik rusak susu sebelanga
kunikmati rasanya yang kedaluarsa
kecut seperti asam cuka
seperti luka yang sedang mengaga
diam-diam aku pun pasrah
diam-diam membalut luka bernanah
diam-diam aku berbenah
diam-diam di dalam aku bermarwah
tapi siapa yang bermadah di luar rumah?
manusia berbulu domba berhati srigala
mahluk yang pemamah seluruh remah-remah
sampah pun habis dikunyah tanpa sisa
Denpasar 13JUL 2014 - ilustrasi: google
Jumat, 01 Agustus 2014
JALUR IBRAHIM
jalur gaza haruskah menjadi jalur kematian
di mana seluruh impian harus diledakan
dinistakan di antara genangan darah dan airmata
lihatlah reruntuhan puing-puing kemanusiaan
yang telah dipetakan pada setiap ayat kitab suci
dari seluruh jejak para nabi
haruskah terus mengepulkan keputusasaan
di mana harapan tinggal bisikan-bisikan doa
diaminkan di atas tubuh anak-anak tak berdosa
ibrahim, ibrahim, ibrahim berdirilah
di antara sarah dan siti hajar
sebagai bapak dari seluruh keturunanmu
pada tanah yang penuh rahmat
di sepanjang jalur gaza yang membentang
taburkanlah kasihmu di sana
Denpasar 12072014 - ilustrasi : google
Langganan:
Postingan (Atom)