Rabu, 23 Maret 2016

BERJUBAH BULU DOMBA



kemanakah perginya para lelaki
mengapa mereka meninggalkan
jubah-jubah bulu dombanya
di bawah bayangan sisa gerhana
apakah mereka telah menjelma srigala
dan mengendap-endap di sudut kota

masih kurasakan kebuasan rayuan mereka
dengan lolongan-lolongan yang panjang
di mana mereka mencumbu semua impianku
sehingga aku hanya dapat mengerang
dan melenguhkan setiap desahan tertahan

tanpa sedikit pun memberiku ruang imajinasi
agar aku dapat berlari ke batas cakrawala
dan melepaskan seluruh gaun yang kukenakan
dan mereka dapat mengukur setiap lapisan
lekukan-lekukkan pada tubuhku
jika aku bukanlah sekadar seorang perempuan
melainkan seorang ibu yang melahirkan segala impian

tapi mereka masih saja terus melolong-lolong
dan membaui tubuhku hanya sebagai sekerat daging
untuk mereka kunyah dengan penuh nafsu birahi
meskipun gerhana telah pudar dan langit terbuka
dan mereka mengenakan kembali
jubah-jubah bulu domba dari sampiran-sampiran malam

maka aku pun hanya dapat merapalkan sebuah mantra
sebagai kutukan untuk tidak menajiskan diriku
meskipun mungkin aku bukan perempuan pilihan
untuk dilahirkan pada sebuah dunia yang nyata
: jadilah!

Denpasar 16 03 2016 - ilustrasi : google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar