Senin, 29 September 2014

Koran Pikiran Rakyat Bandung tanggal 28 September 2014.



3 Puisi saya tayang di Koran Pikiran Rakyat Bandung tanggal 28 September 2014.


1/ HOLOCAUST

sejarah kembali berdarah
di tanahmu yang penuh rahmat
  dari Musa hingga Ibrahim
memburu impian tanah perjanjian
di antara bangsa kutukan dan pilihan

Musa yang menulis 10 hukum Taurat
di atas batu di bukit Sinai
tinggal hanya sebuah aksara tak terbaca
kemungkaran terus saja merayap
di atas badai gurun pasir yang luas

di sana matahari peradaban
terbit dan tenggelam hanya untuk
dendam sejarah yang panjang
dari keturunan Ibrahim

haruskah kau urapi tanah peradaban itu
dengan darah dan air mata
dari wanita dan anak-anak
hingga tersungkur di sudut-sudut kota tua
untuk membangun dinding ratapan

Sulaiman, lihatlah Daud, putramu
tidak hanya melontarkan buli-buli berisi batu
tetapi roket dan bom di mata di kening goliat
dari bangsa filistin yang masih tersisa
setelah memburumu dari kisah yang lain

tidakkah kau bercermin sebagai bangsa
yang selalu diburu di sepanjang abad
hingga sampai ke kamp-kamp pembantaian
di tanah Jerman yang dingin
diselimuti salju dan gas beracun

kini aku hanya dapat membaca
dengan setiap tetes airmata
yang jatuh pada setiap ayat
di dalam kitab-kitab suci-Mu

Denpasar 2014

2/ / MENJELMA DEWI DANU

melalui babad mengwi, aku menjelma dewi danu
jiwaku mengalir seperti sungai dan bermuara
di danau yang tenang dan luas membentang
hembusan udaraku yang sejuk akan membawamu
pada keelokan parasku di mana kau akan merindukanku

melalui babad mengwi, kau adalah pangeran dari
kekalahan dan kemenangan pada sebuah
pertempuran dan pertapaan yang kau hamparkan
di atas tanah yang terbuka oleh kehijauan
di mana kemakmuran menjadi impian panjang

melalui babad mengwi, aku menjelma kenangan
dan terkilir oleh harapan yang terabaikan ketika
aku mencoba bergegas melangkah menyusuri
anak-anak tangga kehidupan di mana aku
tak dapat membangun pura-pura impianku sendiri

melalui babad mengwi aku ingin tetap mengalir
seperti sungai yang bermuara di sebuah danau
yang tenang dan luas membentang
untuk membasuh seluruh impianku menjadi
sebuah kenyataan yang tak pernah terabaikan

Denpasar 2014

3/ TANAH LAUT

akhirnya aku tiba juga di tepi keyakinanmu
di antara keteguhan batu-batu karang
di mana air suci disimpan di dalam goa
yang dijaga oleh mantera ular-ular berbisa

tanah lot, tanah di atas laut, mengambang
dengan kisah para pertapa dari
sebuah perjalanan panjang di mana
matahari menyenjai dirinya dengan warna jingga
dan membuatku duduk terpaku dalam bayangan

di sini, di tanah laut ini, kakiku seperti
berhenti pada kisah masa lalu dari
sebuah tradisi yang tak pernah lapuk
tegar seperti karang, gairah seperti ombak
hingga menjadi pura-pura di atasnya

dan di antara desiran angin
yang menyibak anak-anak rambutku
dari gemuruh ombak
yang pecah di kaki-kaki karang

di sini aku mendengar dengung doa
di pelataran puramu melampaui
perbatasan-perbatasan zaman
di mana kau tak berubah, tak bergeming
dari kebebasan yang mencoba merengkuhmu

meskipun kau sewaktu-waktu
berada di antara
air laut yang pasang dan surut

Denpasar 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar