Selasa, 02 September 2014

LOGARITMA TUBUH



kalah dan menang, begitu selalu kau menghitung
dengan sebuah logaritma
tetapi selalu saja gagal menarik deret ukur
dari sudut-sudut siku dari setiap akar masalah
sehingga kau tak tahu lagi berapa quadrat
atau berapa derajat martabatmu
ketika aku melepas seluruh malam dari
setiap lekuk tubuhku hanya dengan sebuah bisikan
untuk merayu setiap jawaban menjadi erangan

kau pun hanya dapat terpejam dengan kepala tengadah
setiap kali kau menarik garis sebuah lingkaran pada tubuhku
hanya untuk meyakinkan dirimu, jika kau dapat
mendefinisikan pinggul dan dadaku
dengan skala perbandingan sebuah garis imajiner
di mana saat aku terdiam atau mengerang
ketika kau menyentuh setiap ke dalaman atau kedangkalan
dari setiap pelampiasan sebagai sebuah rumusan
yang tak pernah selesai kau jabarkan

selalu saja kau akan sampai pada pertanyaan tak terhingga
jika semua hanya dapat dipahami secara relatif
tanpa sebuah logika lagi kecuali untuk sekedar dipahami

 
 
Denpasar 25082014 – ilustrasi google
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar