Kamis, 25 September 2014

SALUANG SI MALIN KUNDANG




suara saluang yang kau hembuskan
dengan penuh kemesraan dari ranah minang
mengalunkan sanjungan dalam sebuah pertemuan
untuk mendesahkan percakapan-percakapan
pantun dalam desahan-desahan gurindam

mari uda rampakkan resah dan gelisah
sebelum kau menjadi si malin kundang
meninggalkan tanah kelahiran
bukan sekadar menjadi batu yang menangisi
kutukan berkepanjangan
dengan telunjuk berkait kelingking
di mana langit tak lagi berjunjung
dan bumi tak lagi dipijakan

tabuhlah seluruh gendang dari nagari sembilan
sebelum kau hempaskan aku di pelaminan
dari sisa-sisa kerinduan yang terabaikan
dan jam gadang menghentikan waktu bersulang
mari tuangkan uda kibaskan jalan bersilang
sebelum adat digadaikan dengan napas tertahan
oleh pekikkan gairah dalam irama berzanji
yang menghempaskan di ceruk malam tak berbulan

 
Denpasar 2409 2014 ilustrasi ; google & pribadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar