masa lalu tak lagi menyisakan
ruang dan waktu untukku
di dinding malam
seluruh kenangan itu mebias
dan melontarkanku kembali
ke dalam impian yang
melayangkan seluruh keyakinanku
hingga aku tak dapat mencelikkan mataku sepicing pun
dan aku ingin tetap mendekapmu meskipun hanya
di pelupuk mataku sepanjang mataku terpejam
Denpasar30112013
Mawar adalah aku, kelopakku semerah saga, batangku berduri, harumku semerbak mewangi : KUMPULAN PUISI NUNUNG NOOR EL NIEL
Jumat, 29 November 2013
Akulah Bunga Karang
kekasih, gelembung-gelembung airmu
di taman bunga-bunga karang
di palung lautan yang terdalam
telah mengabarkanku risalah panjang
dari setiap butir garam yang kukecup
dan kucecap mesra dari mata ikanmu
aku akan selalu menunggumu
di dermaga seusai gerimis
membentangkan selendang pelangi
dan cahaya bulan membasuh
malam-malamku penuh kehangatan
dalam dongeng kucing dan rembulan
kekasih aku tahu kau di sana,
dengan mahar akar bahar di tanganmu
dan sebongkah permata pirus
untuk kau kalungkan di dadaku
yang sintal oleh kerinduan
kekasih, menyelamlah ke dasar
palung jiwaku yang terdalam
di sana kau akan temukan bayangku
bukan hanya ilusi yang dapat kau pagut
dalam impian tapi kenyataan
kekasih, matamu penuh pukat
ketika menatap ombak pasang
dan burung camar menukik
dengan suara terpekik menangkap
setiap isyarat gelombang
jika kau akan datang di akhir
tujuh purnama
: untuk memetikku sebagai bunga karang
Denpasar3011 2013
Kamis, 28 November 2013
Samudra Makna
jika kau tersesat di samudra hatiku
berlayarlah dengan seluruh mimpimu
di tepi samudra aku kan selalu
menantimu hingga kau terjaga
pada sebuah dunia yang nyata
tak usah kau cari karena kau akan temukan
di antara bentangan waktu, jika kau
tak tergesa beranjak dari pelaminan rindu
di mana denyut nadimu mengalirkan
kegelisahan dan harapanmu
kelak kau akan menyadari, jika
jemarimu yang kukuh memahat
setiap rasaku hingga terkikis
seluruh waktu dan kau tahu
semua tak akan mengabu
Denpasar29112013
berlayarlah dengan seluruh mimpimu
di tepi samudra aku kan selalu
menantimu hingga kau terjaga
pada sebuah dunia yang nyata
tak usah kau cari karena kau akan temukan
di antara bentangan waktu, jika kau
tak tergesa beranjak dari pelaminan rindu
di mana denyut nadimu mengalirkan
kegelisahan dan harapanmu
kelak kau akan menyadari, jika
jemarimu yang kukuh memahat
setiap rasaku hingga terkikis
seluruh waktu dan kau tahu
semua tak akan mengabu
Denpasar29112013
Belantara Aksara
bagaimana aku dapat masuk
ke dalam rimba jiwamu
dengan langkah ringan
jika penuh dengan semak berduri
dan langit tertutup lebatnya
pepohonan yang tumbuh liar
bagaimana aku dapat
memahami rentang busur
asmaramu jika denyut
dan debarmu tak dapat
menggetarkan jiwaku
aku tak pernah mengintai
malam-malammu
apalagi dengan seulas senyuman
di bawah derasnya hujan
ketika bibirku menggigil
oleh dinginnya cuaca kesepian
bagaimana aku dapat
menemuimu jika kau
hanya bayangan
di sudut paling kelam
dan bercinta denganmu
dengan keliaran paling banal
jika kau tak kukenal
kau tak akan pernah tahu
apa yang tersimpan di lubuk
hatiku yang paling kelam
jika kau hanya menjadi
seekor pungguk merindukan bulan
Denpasar 29112013
Rabu, 27 November 2013
Meramu Impian
bukan aku meramu impian
dan menuang seluruh kenangan
hingga tumpah dalam genangan
dan mengabutkan mataku
dalam kegelapan
bukan pula aku melupakan janji
pada hujan dan meluruhkan keyakinan
tapi badai kilat dan topan
telah menulikan pendengaranku
dari kisahmu yang berulang
hanya menyemburkan penyesalan
untuk itu aku memilih diam
dan membiarkan malam
menjadi bagian di mana aku
berdiang pada keheningan
Denpasar30112013
dan menuang seluruh kenangan
hingga tumpah dalam genangan
dan mengabutkan mataku
dalam kegelapan
bukan pula aku melupakan janji
pada hujan dan meluruhkan keyakinan
tapi badai kilat dan topan
telah menulikan pendengaranku
dari kisahmu yang berulang
hanya menyemburkan penyesalan
untuk itu aku memilih diam
dan membiarkan malam
menjadi bagian di mana aku
berdiang pada keheningan
Denpasar30112013
Selasa, 26 November 2013
Seperti Siluet
bibir matahari itu tak lagi membisikkan kehangatan
tapi bara yang telah menghanguskan setiap lekuk
tapi bara yang telah menghanguskan setiap lekuk
tubuhkku yang paling banal dari yang binal
bagaimana mungkin aku dapat menarik
jika aku tak dapat lagi mengenal hitamnya
bayangan dengan diriku sendiri
di sana aku tak lagi sekadar mengeram
tapi berdiam dalam seribu bahasa
hingga aku tak lagi mendengar gemeretak
patahan-patahan atau cabikan-cabikan
pada diriku sendiri yang tak ubahnya
seperti sebuah siluet
dan jika aku meradang, bukan aku meradangkan
seluruh dendam keperempuananku
tapi aku mencari jawaban dari sebuah keikhlasan
tentang kemunafikan yang mungkin kau goreskan
Denpasar,27112013
Senin, 25 November 2013
Menyalin Waktu
aku ingin kembali menyalin waktu
di mana tubuhku pernah terlepas
seperti aku melepas ikatan pada rambutku
tetapi aku hanya dapat menyanggul impian
dan menyematkan sekuntum melati di telingaku
selebihnya aku hanya dapat
bercermin pada langit senja
mematutkan usia pada cahaya jingga
jika aku masih berdiri di sana
Denpasar25112013
PAGI MENGEPUL DARI SECANGKIR KOPI
-- kepada RNdm
asap rokok membumbung
menghiasi senyummu
dan aroma pagi mengepul
dari gelas kopimu
menyaput resahmu yang basah
oleh sisa mimpi semalam
dan roti puisi yang tersaji
telah kau siangi dengan penuh makna
jika hari ini kita kembali bersama
membuka hari tanpa jeda
di sana kita bersulang
dan bersantap bersama
penuh dengan canda dan tawa
di antara kesetiaan dan janji
untuk setia dalam sekata
bukan atas nama kesucian
yang dibalut kemunafikan
tapi kebersamaan yang kita
bisikan bersama
di sana kita bersulang
dan bersantap bersama
penuh dengan canda dan tawa
di antara kesetiaan dan janji
untuk setia dalam sekata
Denpasar 05112013
\
asap rokok membumbung
menghiasi senyummu
dan aroma pagi mengepul
dari gelas kopimu
menyaput resahmu yang basah
oleh sisa mimpi semalam
dan roti puisi yang tersaji
telah kau siangi dengan penuh makna
jika hari ini kita kembali bersama
membuka hari tanpa jeda
di sana kita bersulang
dan bersantap bersama
penuh dengan canda dan tawa
di antara kesetiaan dan janji
untuk setia dalam sekata
bukan atas nama kesucian
yang dibalut kemunafikan
tapi kebersamaan yang kita
bisikan bersama
di sana kita bersulang
dan bersantap bersama
penuh dengan canda dan tawa
di antara kesetiaan dan janji
untuk setia dalam sekata
Denpasar 05112013
\
Selasa, 19 November 2013
DI LAMBUNG SIANG
matahari di lambung siang
di dada biru langit yang membusung
memanggangku di atas bayangku sendiri
untuk menari sepanjang hari
aku pun tak perduli lagi
dengan setiap lekuk tubuhku
jika tak dapat lagi meliuk
dalam sebuah upacara
sebagai sebuah persembahan
dari setiap keangkuhan
jangan lagi kau pernah menjamah
setiap bahasa puisi yang kubisikkan
sebagai pertanda di mana keperempunanku
selalu kau cabik di bawah teriknya rayuan
sebab aku sudah terlalu hafal
jika kau selalu menanggalkan harga diriku
hanya untuk sebuah pemuajaan yang semu
maka kini giliranku melepas tubuhmu
dan mengasinkannya di bawah teriknya matahari
hingga mengelupaskan warna kulitmu
dengan setiap sayatan yang membuatmu
tak dapat lagi mengerang di antara
bibir yang pecah-pecah
agar kau tahu bagaimana perihnya setiap
rasa dahaga di atas puncak kesepian
tanpa kau dapat menyebutkan namaku
sekalipun hanya dengan bisikan
Dps23112013 – ilustrasi : google
KHATAM
hari-hari yang panjang serasa begitu lapang
setiapkali kau bertandang dan membisikkan
tentang sebuah jalan untuk kulalui
dengan langkah yang ringan dan penuh keriangan
kadang aku ingin menghamburkan diriku
ke dalam dirimu hingga kutahu
setiap debar jantungmu dan denyut nadimu
mengalirkan seluruh kerinduanmu padaku
hingga aku tak perduli meskipun
kita berada di bentangan jarak waktu
dan jangan kau pernah berhenti membisikkan
napas puisi-puisimu yang selalu menyibak
seluruh gairahku untuk mencumbui kenangan
di mana kita pernah melangkah bersama
agar aku tetap dapat tersenyum dan tertawa
meskipun kau tak ada di sampingku
seluruh keriangan ini, seluruh kebahagiaan ini
kau yang menciptakan, hingga aku bangkit
dengan kepala yang tengadah dan
menatap jauh melampaui batas-batas impian
di mana doa dan harapan tertabur
pada setiap helaan napasku adalah napasmu
menjadi sebuah kenyataan yang tak dapat
aku ingkari apalagi berpaling darimu
dan itulah memang janjiku padamu
seperti yang kukhatamkan dalam aksaraku
Denpasar 20112013- Ilustrasi : google
GAYO DALAM UAP KOPI
-- catatan yang tercecer dari gempa gayo
tanah-tanah runtuh rumah rubuh
anak-anak dan wanita berlari dalam tangis
dan kecemasan yang memburu
tak ada harapan untuk dipijak
keputusasaan membentang
menghamparkan kepingan-kepingan
menggoyang iman dalam keyakinan
dan di bibir yang tersisa hanya doa
terhambur penuh pengampunan
jika semua adalah sebuah pertanda
untuk selalu mengingat kehadiran-Mu
perlahan kau pun bangkit dari sujud
ketika langit kelabu terbuka luas dan biru
kau pun tengadah dan menyebut nama-Nya
dengan penuh kesabaran dan keikhlasan
di pelupuk matammu tanah-tanah kembali menyatu
kebun kopi membentang jauh ke kedai-kedai kehidupan
biji-biji kopi berbuah dan dituangkan
ke dalam cawan-cawan kehidupan
gayo kembali ke dalam impian nyata
dari bumi yang mengharumkan uap kopi
ke seluruh penjuru negeri
Denpasar, 19112013
Langganan:
Postingan (Atom)