Jumat, 01 November 2013

Lelaki Pecundang



lelaki jantan sebidang dada malam
telah kulepaskan tubuhku di atas ranjang
tapi kau masih saja berdiang dalam diam
tak juga kau tumpahkan percakapan
dengan erangan napas puisi di tepi telingaku

dan kau masih saja memperdebatkan
kopi di atas meja masih dengan sisa senyuman
hingga membuat lidahmu menjadi kelu
oleh dinginnya udara di bawah hujan
padahal kain kelambu telah kusibakkan
hingga malam begitu telanjang di matamu

ah, mengapa kau masih saja berkisah
tentang cicak canda di dinding
dengan ekor yang terlepas seperti
lipstick yang patah dari bibir merekah
apakah kau ingin membiarkan
kaki-kaki hujan menjauh membawa
langkahmu yang kalah dalam pertarungan
di mana seluruh gairah dipertaruhkan

ah, ternyata kau hanya lelaki pecundang
menggumuli malam hanya dengan percakapan
padahal kau telah kutunggu di balik dipan
tapi kau masih saja menyeruput kopi
dan tinggal ampas di cangkir yang kusajikan
malam pun hanya tersedak di jalan napasmu
tersenggal oleh gairah dalam imaji yang banal



Denpasar,02112013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar