Jumat, 08 November 2013

CAWAN





haruskah aku sebagai perempuan
hanya menjadi cawan tempat kau
menuangkan seluruh resahmu
hingga tumpah dalam serapah

apalagi yang dapat kusajikan
jika semua impian telah kau rebut
seluruh pintu pun telah tertutup

seperti sebuah cawan yang kosong
tak ada lagi yang dapat kau reguk
bahkan juga sisa keperempuananku
apalagi bau tubuhku, kecuali
menepisnya sebagai kenajisan

tetapi kau masih saja menyimpanku
di sudut rumahmu sebagai hiasan
untuk sesekali kau lempar
ke sudut-sudut ruang yang lain

di sudut-sudut itu kau seperti
menikmati bunyi kekosongan
dari sebuah cawan yang kosong
seraya kau menutup telingamu
dari bisikan hatimu sendiri
jika kau tak pernah memilikinya

dan cawan yang kosong itu, kini
mulai berkarat oleh waktu
berselimut debu
kau pun tak pernah tahu itu



Dps08112013 – ilustrasi : google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar