Kamis, 28 Januari 2016

PEREMPUAN DI LUAR ZAMAN


sudah kurakit semua impian dari sisa malam
tinggal hanya sebuah ledakan mejadi kenyataan
dan mungkin aku akan menyaksikan
seluruh bayangan menjadi serpihan di setiap sudut kota
maka seluruh wajah akan dilumuri kecemasan
ketakutan akan menjalar di seluruh tubuh
setiap mahluk di seluruh permukaan bumi


tapi kini aku hanya dapat menyaksikan
sesosok bayanganku sendiri, melintas
di antara pecahan-pecahan waktu
di mana orang-orang dengan wajah penuh cahaya
tersenyum menatapku dengan sebatang lilin
dan setangkai bunga yang diulurkan padaku

: "ambilah," kata seorang perempuan
dengan gaun penuh cahaya
seulas senyum lembut merekah di sudut bibirnya
: "aku yang melahirkanmu," ujar perempuan itu
seperti suara kidung yang mengingatkanku
di mana ia pernah melenakanku
pada saat aku lelah menangis dan lapar
dan aku terlelap dalam buaiannya

aku menyeru namanya. berulang-ulang
: "ibu, jangan tinggalkan aku!"
tapi suaraku serasa begitu kelu
dan tatapan matanya yang teduh
perlahan-lahan masuk ke dalam jiwaku
seperti tahu suara batinku
jika lebih keras dari sebuah ledakan apa pun

perempuan itu pun menyatu dalam diriku
melahirkan peradaban kasih sayang
melampaui musim segala zaman
di sana aku berdiam abadi
untuk selalu kubasuh dengan airmata
sebagai embun penyejuk jiwa yang lelah
sebagai pengaminannya



Denpasar 22 01 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar