Senin, 27 Agustus 2018

DRUG

bagaimana harus memilih
jika aku tak punya pilihan
dan suaraku hanya tersimpan
dalam sebuah kotak kosong
di mana setiap selogan adalah puisi
lebih indah dari napas para penyair


kini aku hanya dapat
mengkampanyekan diriku
dengan janji-janji yang seksi
jika programku lebih sintal
untuk didesahkan
dalam irama pembangunan

dan di sana tiang-tiang pancang
akan terus ditegakan
dengan gairah menjulang ke langit
setiap impian peradaban
sebagai sebuah jaminan
atas nama keadilan dan kemanusiaan

itulah kampanyeku, meskipun kelak
hanya menyemburkan udara
penuh polusi korupsi dan diskriminasi
atas nama kelangsungan demokrasi
agar dapat menghalalkan segala cara
dari apa yang halal maupun haram

maka jangan lagi kita bertanya
tentang logika dan kebenaran
untuk menentukan pilihan tanpa pilhan
selain sebuah pil penenang
sebagai sebuah kemenangan

Denpasar 11 01 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar