Senin, 27 Agustus 2018

TABLO


di panggung mana lagi
aku harus berdiri
ketika kata menyeret jauh
ke dalam setiap makna
suaraku, masihkah kau dengar
di antara napas yang tersengal


selalu saja kalimat-kalimat patah
pada setiap ungkapan
menjadi bisikan-bisikan liar
seperti perempuan sundal
di puncak birahi yang banal

di luar dan di dalam panggung
aku hanya sebuah lakon
untuk menerjemahkan semua kisah
tanpa pernah memahami maknanya
dan usai di akhir pertunjukan

kini aku hanya dapat memainkan
sebuah tablo bagi diriku sendiri
untuk kuterjemahkan
jika setiap gerak dari lekuk tubuhku
adalah kisah yang lain
tanpa pernah dapat dipahami
: aku tak perduli...


Denpasar 19 06 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar