Kamis, 05 September 2013

Perempuan dari Tujuh Musim



perempuan di balik jendela itu
telah duduk di sana selama
tujuh musim bunga
selama tujuh purnama

dan lengkung pelangi telah
menghiasi kelopak matanya
dengan manik-manik gerimis
pada setiap sudutnya
menjelang senja hari

kini, ia ingin tetap duduk di sana
melayari seluruh impian
melampui batas cakrawala
melampaui seluruh impian
dari pulau kenangan yang hilang
dari pandangan mata

di rambutnya yang terurai
tinggal malam yang membelai
di mana ia hanya dapat terkulai
dari harapan yang selalu lalai

tujuh musim, tujuh purnama
dia masih duduk di sana
mengulum doa dalam diam
serupa mantera dari bibir peri
membisikkan keikhlasan

: aku akan mununggumu di sini
hingga batas waktu....




Denpasar05092013

3 komentar:

  1. Awalnya tak sengaja menemukan satu puisi di sini. Saya menikmati kemudian tertarik untuk menikmati puisi-puisi yang lain.

    Saya menikmati puisi-puisinya, Mbak. Salam kenal :)

    BalasHapus
  2. terimakasih sahabat, sudah menyukai puisi ini. Semoga dapat menikmatinya...

    BalasHapus
  3. Salam kenal dan salam persahabatan dariku..

    BalasHapus