perempuan di balik jendela itu
telah duduk di sana selama
tujuh musim bunga
selama tujuh purnama
dan lengkung pelangi telah
menghiasi kelopak matanya
dengan manik-manik gerimis
pada setiap sudutnya
menjelang senja hari
kini, ia ingin tetap duduk di sana
melayari seluruh impian
melampui batas cakrawala
melampaui seluruh impian
dari pulau kenangan yang hilang
dari pandangan mata
di rambutnya yang terurai
tinggal malam yang
membelai
di mana ia hanya
dapat terkulai
dari harapan yang
selalu lalai
tujuh musim, tujuh purnama
dia masih duduk di
sana
mengulum doa dalam diam
serupa mantera dari
bibir peri
membisikkan
keikhlasan
: aku akan mununggumu di sini
hingga batas waktu....
Denpasar05092013
Awalnya tak sengaja menemukan satu puisi di sini. Saya menikmati kemudian tertarik untuk menikmati puisi-puisi yang lain.
BalasHapusSaya menikmati puisi-puisinya, Mbak. Salam kenal :)
terimakasih sahabat, sudah menyukai puisi ini. Semoga dapat menikmatinya...
BalasHapusSalam kenal dan salam persahabatan dariku..
BalasHapus