empedu itu pecah di bibirmu, setelah kau
melahap sisa bangkai di tepi kota yang kumuh
hanya kau ingin menjelma seekor punguk
merindukan bulan pada siang hari
kau pun terlunta-lunta di perbatasan impian
dengan mulut berbusa dan jiwa terjangkit lepra
menulari semua pikiranmu yang karam
oleh hembusan angin musim kering
kini kau pun tersungkur di sana. di tepi aksara
mengeja kalimat-kalimat yang salah
karena setiap makna membakar dirimu sendiri
sekedar memahami sebuah topeng di balik cermin
Dps11042013-ilustrasi: google
Tidak ada komentar:
Posting Komentar