Rabu, 01 Mei 2013

LORONG PUTIH





di sepanjang lorong rumah sakit
langkahku memantul dalam kecemasan
bau obat yang merebak di udara
serasa menyekap di ruang dada
botol infuse seperti hanya meneteskan
harapan pada sesosok tubuh terbujur
di atas lori ketidak berdayaan
dengan sisa nafas keangkuhan
tapi hanya dapat kuselimuti keibaan

dan ia adalah sebuah perjanjian
yang dimaterai dengan doa untuk selalu
kulampirkan dalam perjalanan hidupku
di dalam duka dan senang,
sebagai sebuah pengabdian, meskipun
aku harus menanggalkan seluruh
keperempuananku di dalam ke kosongan
di mana aku tak dapat lagi bercermin
dan mengrurai rambutku sendiri
tapi hanya kematian yang memisahkan

kini ia terbaring di ranjang yang putih
seperti di sebuah altar persembahan
yang hanya dapat kuurapi
dengan sisa kesabaran yang kumiliki
serta keikhlasan dari kealpaan
di mana sebuah tiang harus ditegakkan
meski pun di atas fondasi yang rapuh
tempatku untuk selalu berteduh


depasar2602 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar