serumpun perdu di jalan setapak berdebu
di sana aku tumbuh tanpa desiran waktu
dan kau tahu itu, tapi kau menyebut benalu
maka kini aku menjelma sebuah batu
membatasi seluruh dinding impian
tempat aku menuliskan seluruh aksara grafiti
atas kemuliaan namamu yang kuperas
dari sisa-sisa airmataku, dan kau tak tahu itu
dan kau memang tak perlu tahu rahasia itu
biar menjadi prasasti abadi di lubuk dadaku
jika di situ ada sebuah batu menangis
dari sebuah legenda yang tak pernah habis
untuk selalu dibaca untuk tidak dipercaya
dan itulah aku, mungkin hanya
seberkas bayangan semu
Dps15022013-ilustrasi:NA

Tidak ada komentar:
Posting Komentar