Senin, 29 April 2013

Dari Sebuah Pelaminan Terbuka




masihkah kau membaca seluruh kisah
dari setiap desahan napas puisiku?
jika kau masih membacanya,
apakah masih dapat kau rasakan
setiap denyutnya yang lembut
dan mengalir pada setiap makna
yang tersirat dan tersurat di situ ?
itulah bahasaku. tapi jangan kau jamah
dengan mata yang telanjang
di mana seorang perempuan
kau bayangkan berdiri mengangkang
menyetubuhi setiap bilangan makna
dengan penuh kebinalan
tapi bacalah keperempuanannya
di situ kau akan tahu
bagaimana jemarinya yang halus
menyentuh setiap kelembutan aksara

di sana kau akan mengerang
bukan dengan persetubuhan yang semu
di mana ragamu menggeliat hanya sesaat
tapi kau akan mengerang bukan lagi
karena hisapan-hisapan liar dari setiap imaji
yang penuh sensasi bahasa
tanpa kisah dan tanpa makna
melainkan kau akan menggelepar oleh sihir
di mana setiap kata telah menjelma
menjadi dirimu sendiri
atau menjelma apa saja yang kau mau:
kau akan menari dengan ketelanjangan jiwa
kau akan menyanyi lebih lirih dari sebuah melodi
kau akan melukiskan seluruh harapan
menjadi pelangi di lengkung cakrawala jiwamu

setelah itu, kau akan tahu, bagaimana terkapar
di atas sebuah pelaminan terbuka
kau akan menjadi pengantin kebebasan
untuk seluruh makna yang kau cumbu
hingga akhirnya kau akan menggelepar
di atas tubuh bahasamu sendiri yang membasuh
seluruh keyakinan, jika itulah dunia
yang kau ciptakan dari persetubuhan rahasia
dari kelamnya malam atau terangnya siang
sebagai sebuah kenyataan,
bukan sekedar sebuah impian



Dps11122012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar