Senin, 29 April 2013

MUSIM DI LUAR JENDELA



tubuhku terlepas dari kenangan
kini hanya menggeliat samar
ada seberkas cadar membias
pada wajahku, nyaris tak lagi kau kenal
seperti cahaya yang mulai pudar
kecuali eranganku yang masih
kaudengar terlontar begitu liar
karena hasrat yang membakar

sudah terlalu lama kau biarkan aku
terkapar dalam kerinduan yang menjalar
di sekujur tubuh, hingga menjadi memar
membuat kau nyaris tak sadar
jika kau dan aku berada pada garis batas
di mana kita tak dapat saling melanggar
hanya untuk sebuah ikrar, ketika kita
mencoba mengingkarinya
dengan pertemuan-pertemuan rahasia

hanya kini tak ada lagi lorong-lorong puisi itu
telah kututup dengan sejumlah alasan
sehingga jarak kita pun semakin mengabur
dan batas-batas itu menghilang
eranganmu pun semakin sayup terdengar
seperti gerimis di luar jendela pada petang hari
membisikan kelenggangan dan kepengapan
hingga kau pun hanya menduga-duga
di balik bayangan, jika aku telah berpaling
dari kisah-kisah yang mungkin menjemukan

dan jika kelak tak lagi kau temukan aksara
dengan rangkaian napas penuh rahasia
yang mendesah tajam dalam setiap lembar puisi
mungkin karena musim telah berganti
di mana aku hanya dapat memagut rasa sepi
yang merajamku hingga ke ulu hati
karena tak ada lagi sepotong impian yang dapat
kuigaukan dalam impian-impian malamku



Dps11102012/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar