baju daster yang aku kenakan di ruang tengah
seperti menempatkanku di antara perabot rumah
teronggok di antara tumpukan kesunyian
dan cahaya yang memantul dari atap rumah
tak dapat menyiangi wajahku yang pucat
hingga sisa hujan siang yang membasuhku
serasa masih berdenyut di ubun-ubun kepalaku
di ruang ini aku merasa seperti telanjang
dan menari dalam kesendirian
bukan sebagai seorang perempuan
di antara aksara yang dihembuskan
dari kegelisahan merajam untuk dilampiaskan
haruskah aku melepaskan senja ini
seperti aku melepaskan tali dasterku
dari kecemasan yang menjerat
seluruh keyakinanku dari seluruh aksara
yang terangkai tanpa jenis kelamin
sekali waktu, aku ingin mereka mengenaliku
bukan dari kebinalan aksaraku yang sekedar
menyemburkan ke jantanan dari jenis kelamin lain
tapi dari ikatan rasa bahasa erangan yang sama
sehingga mereka dapat memaknai apa adanya
Dps02022013/ilustrasi:na
Tidak ada komentar:
Posting Komentar